32.5 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025
spot_img

    AS-Israel sepakat Iran tak bisa miliki nuklir

    Terkait

    PRIORITAS, 8/4/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepakat Iran tidak boleh memiliki senjata maupun bom nuklir. Hal ini terungkap dalam pertemuan mereka di Gedung Putih, Washington DC, hari Selasa (8/4/25).

    “Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir,” tegas Presiden Trump, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Selasa (8/4/25).

    PM Israel yang diundang untuk bertemu dengan Presiden AS,  mengatakan mendukung upaya diplomatik Trump, untuk mencapai penyelesaian dengan Iran.

    Netanyahu juga menambahkan Israel dan AS memiliki tujuan yang sama untuk memastikan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. “Namun, apa pun yang terjadi, kita harus memastikan bahwa Iran tidak memiliki senjata nuklir”, tegas Netanyahu.

    Netanyahu sendiri memimpin upaya untuk membujuk Trump, agar menarik diri dari kesepakatan soal nuklir dengan Iran pada tahun 2018.

    Perdana Menteri Israel mengatakan dia akan menyambut baik kesepakatan diplomatik, yang sejalan dengan kesepakatan Libya dengan masyarakat internasional pada tahun 2003 lalu.

    Pada waktu itu, diktator Libya Moammar Gadhafi akhirnya menghentikan semua program nuklir gelapnya. “Saya pikir itu akan menjadi hal yang baik,” kata Netanyahu.

    AS mengancam menyerang Iran karena dinilai telah melanggar kesepakatan  tahun 2015, untuk tidak melakukan pengayaan uranium menjadi senjata nuklir di sejumlah situs reaktor nuklirnya seperti di Isfahan, Fordow, Natanz, dan Shiraz.

    Iran hanya boleh melakukan pengayaan uranium sampai 3,67 persen saja dan hanya digunakan untuk energi atom secara damai. Tetapi temuan terbaru badan energi atom dunia (IAEA), ternyata Iran sudah melakukan sampai 60 persen semakin mendekati pembuatan senjata nuklir.

    Perundingan AS-Iran

    Pemerintah Iran akhirnya mulai melunak setelah adanya ancaman AS untuk menyerang negara tersebut, jika tidak mau melakukan perundingan soal nuklir.

    Pembicaraan AS-Iran akan diadakan pada tanggal 12 April 2025 di Oman akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan presidensial AS Steve Witkoff.

    Pemerintah Iran melaporkan di Telegram pada hari Selasa, pembicaraan tersebut akan diadakan dengan perantaraan menteri luar negeri Oman, Badr al-Busaidi.

    Pejabat Teheran mengatakan pemimpin Iran Ali Khamenei menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap perundingan langsung.

    Presiden AS Donald Trump menyambut baik keinginan dialog Iran. Meskipun ada pernyataan Presiden AS, Iran dengan cepat mengklarifikasi perundingan akan dilakukan melalui mediator.  Trump berbicara dari Gedung Putih dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sampingnya.

    Menteri Luar Negeri Iran mengunggah di X soal pembicaraan tingkat tinggi tidak langsung, akan diadakan di Oman. “Ini merupakan kesempatan sekaligus ujian. Keputusan ada di tangan Amerika”, katanya.

    Namun, tiga pejabat Iran mengatakan kepada New York Times, Ayatollah Khamenei telah mengubah posisinya untuk memungkinkan perundingan langsung, setelah Iran dan Amerika Serikat saling mengancam dalam beberapa bulan.

    Mereka mengatakan jika perundingan tidak langsung yang akan dimulai pada hari Sabtu itu berlangsung dengan penuh rasa hormat dan produktif, perundingan langsung dapat terjadi.

    Meski begitu, Presiden AS Donald Trump mengingatkan Iran harus benar-benar kooperatif dalam perundingan tersebut. “Jika perundingan dengan Iran tidak berhasil, saya rasa Iran akan berada dalam bahaya besar,” kata Trump.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini