27.1 C
Jakarta
Wednesday, October 23, 2024

    AS beri Rp15 T per tahun ke Yordania untuk cegat Rudal Iran ke Israel

    Terkait

    PRIORITAS, 4/10/24 (Jakarta): Informasi terbaru menyebutkan, Yordania, negara yang ‘membantu’ Israel dengan mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv pada serangan Selasa (1/10/24) lalu, disebut menerima bantuan militer dari Amerika Serikat senilai lebih dari US$1 miliar atau setara Rp15 triliun per tahun.

    Sepertidilaporkan The Guardian, salah satu negara Arab itu menerima kucuran dana dari Amerika Serikat (AS) seiring dengan tindakan mereka ‘membela’ Israel.

    Sebagaimana diketahui, Iran pada Selasa (1/10/24) malam meluncurkan lebih dari 180 Rudal Balistik dan hipersonik ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel di Palestina dan Lebanon. Selain itu, serangan ini juga diklaim balasan atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, serta seorang jendral dari Garda Revolusi Iran.

    Yordania tembak Rudal Iran

    Saat terjadi serangan, pasukan militer Yordania menyatakan sistem pertahanan udara dan angkatan udaranya menembak jatuh sejumlah Rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania.

    Sementara itu, juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, mengatakan pada Rabu (2/10/24), tiga orang terluka akibat terkena serpihan Rudal. Momani pun menegaskan pemerintah tak akan mengizinkan apa pun yang mengganggu stabilitas Yordania.

    “Yordania tak akan menjadi medan perang,” ucapnya.

    Diketahui, selama agresi Israel di Jalur Gaza Palestina, mereka telah dua kali terlibat bentrok dengan Iran, dengan keduanya saling meluncurkan serangan udara.

    Pada April 2024 terjadi bentrokan pertama, ketika Iran menyerang Israel dengan rentetan pesawat nirawak. Serangan pada 13 April itu merupakan balasan atas serangan bom Israel terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024 yang menewaskan jenderal Iran serta beberapa stafnya.

    Disebutkan, ini merupakan serangan pesawat tak berawak terbesar yang pernah ada, yang dimaksudkan untuk mengalahkan pertahanan anti-pesawat Israel. Serangan itu juga merupakan yang pertama kalinya bagi Israel diserang secara langsung oleh militer negara lain sejak serangan rudal Irak pada 1991 silam.

    Namun, serangan Iran tersebut jelas dibalas oleh Israel. Beberapa hari setelahnya, Negeri Zionis menyerang fasilitas pertahanan udara Iran di dekat Isfahan, Iran tengah. Rudal-rudal Israel pun dilaporkan merusak bahkan menghancurkan Rudal permukaan-ke-udara milik Iran.

    Kemudian pada Selasa (1/2/24) malam, Iran kembali menyerang Israel, dengan mengirim nyaris 200 Rudal Balistik dan hipersonik Teheran.

    Namun, pihak militer Israel mengklaim sebagian besar Rudal berhasil dicegat. Hanya beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan udara canggih Israel, Iron Dome.

    Iran mengeklaim, ini sebagai balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon. Iran juga mengaku serangannya untuk membalas kematian pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.

    Diketahui, Haniyeh tewas pada 30 Juli usai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Teheran. Sementara Nasrallah tewas pada 27 September usai digempur puluhan bom ketika berada di markas bawah tanah Hizbullah.

    Ternyata, dalam dua bentrokan langsung antara Iran dan Israel, Yordania selalu menjadi pihak yang ‘membela’ Tel Aviv. Saat serangan Iran ke Israel pada April, Amman menembak jatuh Rudal-rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya.

    Namun Yordania, yang terletak di antara Iran dan Israel, saat itu mengeklaim aksinya tersebut untuk memastikan warga mereka tak berada dalam bahaya. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini