PRIORITAS, 25/5/25 (New York): Artis Kim Kardashian memaafkan sejumlah kakek yang menodong dan merampoknya di sebuah hotel mewah di Paris. Sidang putusan kasus perampokan ini digelar Pengadilan Paris pada hari Jumat waktu setempat.
Para terdakwa menyatakan penyesalan atas tindakan mereka selama proses pengadilan dan sahsatu tersangka membacakan surat yang ditulisnya kepada Kardashian untuk meminta maaf padanya.
Meskipun Kim mengakui surat itu tidak mengubah traumanya, serta kenyataan hidupnya telah berubah selamanya, ia masih menghargai niat para terdakwa yang sadar telah melakukan kesalahan.
“Saya menghargai surat itu, saya memaafkanmu,” kata Kardashian, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Newsweek, hari Minggu (24/5/25).
Pengadilan Paris telah menjatuhkan hukuman kepada pemimpin kelompok perampok dan tujuh orang lainnya.
Mereka melakukan perampokan besar-besaran terhadap Kim Kardashian, di sebuah hotel mewah di Paris pada malam 2 Oktober 2016, saat Paris Fashion Week atau hampir satu dekade lalu.
Dua dari sepuluh terdakwa dibebaskan, sementara delapan terdakwa lainnya dijatuhi hukuman yang bervariasi, meskipun tidak ada yang akan dipenjara.
Menyamar sebagai polisi
Para perampok yang menyamar sebagai polisi, menyerbu Hôtel de Pourtalès yang mewah, mengikat Kim Kardashian dengan tali pengikat dan melarikan diri dengan perhiasan senilai $9 juta (sekitar Rp117 miliar).
Kejahatan yang mendapat banyak perhatian ini menjadi berita utama di seluruh dunia, mengingat status selebritas Kardashian dan bintang TV realitas itu, mengatakan dia telah menderita kecemasan dan PTSD selama bertahun-tahun akibat perampokan tersebut.
Kardashian dan banyak selebriti lainnya memperketat keamanan pribadi mereka, setelah perampokan tersebut. Bintang “Keeping Up With The Kardashians” tersebut mengatakan sekarang ia memiliki 4-6 penjaga bersenjata di rumahnya ketika ia tidur di malam hari.
Dalang perampokan tersebut, Aomar Aït Khedache (69 tahun) dijatuhi hukuman paling berat, delapan tahun penjara, dengan lima tahun ditangguhkan.
Tiga terdakwa lainnya yang menghadapi dakwaan paling serius masing-masing dijatuhi hukuman tujuh tahun, dengan lima tahun ditangguhkan.
Namun tidak ada satu pun terdakwa yang akan dipenjara, karena mereka sudah menjalani masa tahanan praperadilan sangat lama.
Terserang penyakit
Hakim kepala, David De Pas, mengatakan usia para terdakwa yang tertua 79 tahun, sementara yang lain berusia 60-an dan 70-an.
Ini juga menjadi faktor dalam keputusan, untuk tidak menjatuhkan hukuman lebih berat, yang akan mengakibatkan waktu penjara tambahan.
Pers Perancis menjuluki para terdakwa “les papys braqueurs” atau perampok kakek-kakek, muncul di pengadilan dengan gerakan yang mulai melambat, akibat mulai terserang sejumlah penyakit.
Beberapa di antara mereka mengenakan sepatu ortopedi (bantu perkuat tulang), satu menggunakan tongkat. Namun, jaksa memperingatkan agar tidak meremehkan mereka.
Kelompok perampok tersebut menghadapi tuduhan serius, termasuk perampokan bersenjata, penculikan, dan pergaulan geng.
Dalam penyadapan polisi, terungkap pemimpin kelompok itu mengatur perampokan itu, memberikan perintah, merekrut kaki tangan, dan mengoordinasikan penjualan berlian curian di Belgia.
Satu-satunya barang yang pernah ditemukan dari perampokan itu, adalah salib bertahtakan berlian, yang dijatuhkan saat geng itu melarikan diri.
Sangat ketakutan
Kardashian memberikan kesaksian yang emosional selama proses pengadilan di Palais de Justice.
Ia mengatakan sangat ketakutan ketika perampok mengikatnya dan menodongkan senjata.
“Saya benar-benar berpikir saya akan mati”, tuturnya.
Teman sekaligus penata gaya bintang TV realitas miliarder itu, Simone Harouche bersaksi, ketika dia melihat Kardashian diikat, dia takut teman masa kecilnya itu telah diperkosa.
Hakim menyebutkan, Kardashian yang tidak hadir saat vonis dibacakan, mengalami trauma akibat perampokan tersebut.
Kardashian merilis pernyataan setelah putusan diumumkan, dirinya sangat berterima kasih kepada pihak berwenang Prancis, karena telah menegakkan keadilan dalam kasus ini.
Dia mengatakan kejahatan itu adalah pengalaman paling mengerikan dalam hidupnya, dan telah meninggalkan dampak yang bertahan lama bagi dirinya dan keluarga.
“Saya percaya dan berdoa untuk kesembuhan bagi semua orang. Saya tetap berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan, dan mempromosikan sistem hukum yang adil”, lanjutnya. (P-Jeffry W)