Foto ilustrasi sikat gigi (Ist.)
PRIORITAS, 10/3/25 (Jakarta): Salah satu pertanyaan yang sering muncul di bulan Ramadan adalah apakah orang berpuasa boleh menyikat gigi.
Banyak yang khawatir aktivitas ini membatalkan puasa, terutama jika air atau pasta gigi tertelan secara tidak sengaja.
Menurut pandangan mayoritas ulama, menyikat gigi saat berpuasa diperbolehkan selama tidak ada zat yang masuk ke dalam tenggorokan. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang membolehkan penggunaan siwak (kayu pembersih gigi) saat berpuasa. Dalam kitab Al-Majmu’, Imam Nawawi menjelaskan, bersiwak atau membersihkan gigi, baik di pagi maupun sore hari, tetap diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Menghindari Masuknya Air atau Pasta Gigi
Jika seseorang menyikat gigi dan tanpa sengaja menelan air atau pasta gigi, puasanya bisa batal. Oleh karena itu, disarankan untuk meludah dengan baik dan memastikan tidak ada sisa yang tertinggal di mulut.
2. Menggunakan Siwak atau Sikat Gigi Tanpa Pasta
Bagi yang ragu, menggunakan siwak atau menyikat gigi tanpa pasta gigi bisa menjadi solusi agar lebih aman dan tidak menimbulkan rasa di mulut.
3. Waktu yang Disarankan
Beberapa ulama menganjurkan menyikat gigi sebelum waktu Subuh (sebelum puasa dimulai) atau setelah Magrib (setelah berbuka) untuk menghindari risiko batalnya puasa. Namun, jika ingin menyikat gigi di siang hari, pastikan untuk berhati-hati agar tidak ada zat yang tertelan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga pernah menegaskan, menyikat gigi tidak membatalkan puasa, selama tidak ada yang masuk ke dalam perut. Oleh karena itu, umat Muslim tidak perlu khawatir, asalkan tetap berhati-hati saat melakukannya.
Dengan memahami aturan ini, umat Muslim tetap bisa menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa tanpa perlu takut puasanya batal. (P-*r/Zamir A)
