Pemerintah Iran meningkatkan kesiapan pertahanannya dan mengeluarkan peringatan tegas, mereka akan merespons secara militer terhadap setiap aksi agresi dari Israel maupun sekutunya. Selain itu, Teheran menolak syarat-syarat negosiasi nuklir yang diajukan oleh Amerika Serikat, termasuk desakan untuk menghentikan program pengayaan uranium, yang menurut Iran dimaksudkan untuk keperluan sipil.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan, Iran tidak akan diberi kesempatan untuk mengembangkan senjata nuklir. Ia juga memperingatkan, fasilitas nuklir Iran akan menjadi target penghancuran jika program tersebut terus berjalan.
Iran meningkatkan bidang teknologi
Sementara itu, Hatami menyampaikan, seluruh unit militer Iran, termasuk keempat matra angkatan bersenjata, tengah fokus meningkatkan kapasitas di bidang sains dan teknologi guna memperkuat kesiapan militer. Iran juga telah membentuk dewan baru yang bertugas mengawasi pengembangan strategi pertahanan serta memperkuat struktur militernya.
Brigadir Jenderal Ali Fadavi, Wakil Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), menyatakan, penguatan perangkat keras militer Iran akan terus berjalan tanpa henti dan dilakukan dengan intensitas maksimal.
Meningkatnya ketegangan ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan pecahnya konflik militer baru yang bisa mengganggu stabilitas regional dan memengaruhi dinamika geopolitik global. Di sisi lain, perundingan nuklir antara Iran dan negara-negara Eropa terkait perjanjian nuklir 2015 masih berlangsung, dan berpotensi membuka jalur diplomatik baru jika tercapai kemajuan yang berarti. (P-Zamir)
No Comments