31.7 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

    “Anak Kolong” mengangkat kisah kerasnya disiplin anak tentara, juga soal percintaan, tayang 7 November 2024

    Terkait

    PRIORITAS, 3/11/24 (Jakarta): “”Anak Kolong”” adalah istilah untuk anak-anak tentara, baik yang hidup di asrama maupun di kompleks perumahan tentara. Mereka dikenal dengan kehidupan yang keras lantaran disiplin tinggi yang diterapkan orangtua, khususnya ayah.

    Istilah tersebut kini diangkat menjadi judul film. Kisah yang diangkat bukan hanya soal kerasnya kehidupan “Anak Kolong”. Film yang disutradarai Sony Gaukasak (Soga) ini  juga menawarkan cerita yang emosional, menguras perasaan, terutama seputar hubungan keluarga dan percintaan.

    Agustinus Sitorus selaku produser, menyampaikan bahwa proses kreatif “”Anak Kolong”” telah berjalan selama tiga tahun. Film ini lahir dari diskusi panjang dengan Bambang Dirgantoro (penggagas ide cerita) dan Soga (sutradara), yang sepakat untuk menciptakan sebuah drama romantis berlatar kehidupan anak-anak keluarga militer tahun 90-an.

    Menurut Agustinus, pada zamannya “anak kolong” memiliki ciri khas kehidupan yang keras, drama yang kental, serta tidak jarang terjadi konflik dengan teman, senior, atau orang tua. “Kami ingin menempatkan film ini sebagai drama romans yang menggambarkan konflik pertemanan dan keluarga dalam satu circle,” ujar Agustinus dalam press release yang diwartakan KapanLagi.com edisi Minggu (3/11/24).

    “Anak Kolong” digarap rumah produksi PIM Pictures yang bekerja sama dengan MAXStream Studios, Black Stone Pictures, Layar Production, Binasol Entertainment, dan Tabia Pictures. Rencananya film ini bakal tayang di bioskop mulai 7 November 2024 mendatang. Sebelum itu, simak dulu sinopsis singkatnya di bawah ini..

    Pengalaman unik

    Salah satu adegan dalam film “Anak Kolong” soal kerasnya kehidupan anak tentara. (Foto: Ist./PIM Pictures)

    “Anak Kolong” berkisah tentang kehidupan Arya (diperankan Junior Roberts), seorang remaja yang dibesarkan dalam lingkungan militer dengan disiplin ketat dan ekspektasi tinggi dari ayahnya. Sebagai seorang “anak kolong”, Arya dibentuk oleh nilai-nilai tanggung jawab dan patriotisme. Namun, konflik memuncak ketika Arya menolak mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi tentara.

    “Memerankan Arya di ‘Anak Kolong’ memberi saya pengalaman yang sangat unik. Kehidupan ‘anak kolong’ atau anak yang tumbuh dalam lingkungan militer, punya karakteristik yang sangat spesifik dan kompleks,” kata Junior Roberts.

    “Ini bukan hanya soal disiplin tinggi, tapi juga bagaimana mereka menghadapi tekanan dan ekspektasi besar sejak kecil. Saya merasa beruntung bisa menyelami karakter seperti Arya dan memahami dinamika yang mungkin tidak pernah saya rasakan sebelumnya,” tambahnya.

    Ia berharap, penonton bisa ikut melihat sisi kehidupan yang jarang dibahas itu, namun penuh makna.

    Di “Anak Kolong” ada juga kisah-kasih anak sekolah. (Foto: Ist./PIM Pictures)

    Selain Junior Roberts, “Anak Kolong” juga dibintangi Aisyah Aqilah, Antonio Blanco, Rizky Hanggono, Bonny Putra, Suheil Bisyir, William Roberts, Robert Chaniago, Ida Rhijnsburger, Jamila Saleem, Daod Saleem, dan Jo P Project.

    Beberapa pejabat dan tokoh politik Indonesia yang juga tumbuh sebagai “anak kolong” turut mendukung dan tampil dalam film ini, seperti Bambang Soesatyo (Ketua MPR 2019-2024), Jenderal TNI (Purn.) Agus Gumiwang Kartasasmita (Menteri Perindustrian 2019-2024), dan Pontjo Sutowo (Ketua Umum FKPPI).

    Pengalaman hidup mereka memberikan inspirasi menunjukkan betapa kuatnya pengaruh disiplin dan nilai-nilai militer dalam membentuk karakter dan perjalanan hidup anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan tersebut.

    “Anak Kolong” mengedepankan tema persahabatan di antara anak-anak abdi negara, cinta segitiga, serta perjalanan emosional tentang kehilangan dan keikhlasan. Film ini juga mengeksplorasi makna cinta yang lebih luas—tidak hanya cinta antar manusia, tetapi juga bakti pada negara dan kewajiban, menggambarkan pergulatan batin seorang “Anak Kolong” dalam memilih antara cinta pribadi dan tanggung jawab patriotik.

    “Harapan saya sebagai produser, ‘Anak Kolong’ dapat dinikmati secara luas di bioskop, dapat diterima oleh penonton dan disukai sebagai tontonan yang tak hanya menghibur, tapi juga sebagai film berkarakter di Indonesia, mengingat saat ini masih sedikit film dengan genre cerita seperti ini,” tutup Agustinus. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini