26.7 C
Jakarta
Thursday, August 14, 2025

    Amerika Serikat akan bangun reaktor nuklir di bulan

    Terkait

    PRIORITAS, 11/8/25 (Washington): Amerika Serikat melalui National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional, akan membangun reaktor nuklir (fisi) sebagai sumber listrik di Bulan paling lambat tahun 2030.

    Menurut situs NASA, seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Senin (11/8/25), badan antariksa AS itu sudah menyelesaikan tahap awal  Proyek Tenaga Permukaan Fisi, yang berfokus pada pengembangan desain konsep untuk reaktor fisi nuklir kecil penghasil listrik.

    Reaktor itu nantinya dapat digunakan selama aktivitas manusia di Bulan dan desain masa depan untuk ke planet Mars.

    NASA sudah memberikan tiga kontrak senilai $5 juta pada tahun 2022 lalu, yang menugaskan masing-masing mitra komersial untuk mengembangkan desain awal.

    Desain itu mencakup reaktor terdiri dari konversi daya, penolakan panas, serta sistem manajemen dan distribusi daya.

    Selain itu perkiraan biaya dan jadwal pengembangan yang dapat membuka jalan untuk memberi daya pada keberadaan manusia berkelanjutan di permukaan bulan selama setidaknya selama 10 tahun.

    “Demonstrasi sumber tenaga nuklir di Bulan diperlukan untuk menunjukkan bahwa itu adalah pilihan yang aman, bersih, dan andal,” kata Direktur program Misi Demonstrasi Teknologi di Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA, Trudy Kortes,  di Markas Besar NASA di Washington.

    “Malam di Bulan merupakan tantangan teknis, sehingga memiliki sumber tenaga seperti reaktor nuklir ini, yang beroperasi secara independen dari Matahari, merupakan pilihan yang memungkinkan eksplorasi dan upaya ilmiah jangka panjang di Bulan”, jelasnya.

    Listrik terus-menerus

    Meskipun sistem tenaga surya memiliki keterbatasan di Bulan, reaktor nuklir dapat ditempatkan di area yang selalu terkena bayangan (di mana mungkin terdapat es air) atau menghasilkan listrik secara terus-menerus selama malam lunar, yang lamanya 14 setengah hari Bumi.

    NASA merancang persyaratan untuk reaktor awal ini, agar terbuka dan fleksibel untuk menjaga kemampuan mitra komersial dalam memberikan pendekatan kreatif untuk tinjauan teknis.

    Namun, NASA menetapkan reaktor tersebut harus berbobot di bawah enam metrik ton dan mampu menghasilkan daya listrik sebesar 40 kilowatt (kW).

    Dengan reaktor itu dapat memastikan pasokan daya yang cukup untuk keperluan demonstrasi dan daya tambahan untuk menjalankan habitat bulan, wahana penjelajah, jaringan cadangan, atau eksperimen sains.

    Di Amerika Serikat, 40 kW rata-rata dapat menyediakan daya listrik untuk 33 rumah tangga.

    Meskipun begitu, penjabat Administrator NASA, Sean Duffy, akan mengumumkan langkah yang lebih ambisius melalui sebuah arahan yang dijadwalkan dirilis pekan ini.

    Arahan tersebut memerintahkan NASA untuk mengundang proposal industri guna membangun reaktor nuklir berkapasitas 100 kilowatt yang akan diluncurkan pada 2030. Ini menjadi elemen penting untuk misi kembalinya astronot ke permukaan Bulan.

    AS ingin lebih dulu

    Rencana ini merupakan bagian dari program Artemis, yang bertujuan membangun satu atau lebih pangkalan di permukaan Bulan pada sekitar 2030.

    Selain Amerika Serikat, China juga berencana membangun pangkalan di Bulan bersama Rusia dan sejumlah negara lain.

    Arahan baru Duffy ini bertujuan memastikan AS bisa lebih dahulu mengoperasikan reaktor Bulan.

    Dokumen tersebut menyebut negara pertama yang memiliki reaktor di Bulan dapat menetapkan zona larangan masuk yang akan membatasi akses negara lain.

    Presiden Donald Trump pada 9 Juli 2025 menunjuk menteri perhubungan AS, Sean Duffy, menjadi administrator sementara NASA. Penunjukan ini terjadi 5 minggu setelah Trump menarik pencalonan pilihan awalnya, pengusaha dan astronot swasta, Jared Isaacman.

    Dikendalikan jarak jauh

    NASA berencana untuk membangun kehadiran berkelanjutan di Bulan dan akhirnya Mars. Energi yang aman, efisien, dan andal akan menjadi kunci bagi eksplorasi robot dan manusia di masa depan.

    NASA juga menetapkan target agar reaktor tersebut mampu beroperasi selama satu dekade tanpa campur tangan manusia, yang merupakan kunci keberhasilannya.

    Keselamatan, terutama terkait dosis radiasi dan perisai, merupakan pendorong utama lainnya dalam desain ini.

    Di luar persyaratan yang sudah ditetapkan, kemitraan tersebut membayangkan bagaimana reaktor akan dinyalakan dan dikendalikan dari jarak jauh terutama dari bumi.

    Mereka mengidentifikasi potensi kesalahan dan mempertimbangkan berbagai jenis bahan bakar dan konfigurasi.

    Dengan bermitranya perusahaan nuklir terestrial dengan perusahaan yang memiliki keahlian di bidang luar angkasa, terciptalah beragam ide.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini