PRIORITAS, 18/2/25 (Jakarta): Sekitar sepekan belakangan ini, tagar atau hastag #KaburAjaDulu beredar di media sosial tanah air. Tapi baru Senin (17/2/25) kemarin tagar tersebut viral dan ramai dibicarakan publik.
Pemicunya adalah munculnya tanggapan singkat Wakil Menteri Tenaga Kerja (Mawenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel yang dengan santai bilang, “Biarin sajalah, hastag, hastag apa, hastag apa, gak kita peduliin. Kalau mau kabur, kabur sajalah, kalau perlu jangan balik lagi.” Tanggapan Noel ini dikutip dan beredar dalam bentuk video, dan dengan cepat mendapat respon para netizen yang rata-rata nyinyir.
Dilansir dari Kompas.com Selasa (18/2/25), tagar Kabur Aja Dulu atau #KaburAjaDulu ramai digunakan di media sosial dan menjadi pemberitaan beberapa hari terakhir. Fenomena Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri.
Kondisi tersebut diduga karena adanya sejumlah kebijakan pemerintah belakangan ini yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat.
Lantas, bagaimana tren #KaburAjaDulu mucul dan mengapa ramai digunakan? Tren tagar Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk keinginan masyarakat untuk meninggalkan Indonesia demi bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri.
Awalnya, tagar ini beredar masif di media sosial X dan banyak warganet menggunakan “#KaburAjaDulu” dalam cuitannya. Tagar tersebut disertai dengan ajakan untuk para anak muda untuk mengambil pendidikan, bekerja, hingga sekadar tinggal di luar negeri.
Tren Kabur Aja Dulu kemudian dikaitkan dengan sistem pendidikan di Tanah Air yang memiliki biaya mahal, rendahnya ketersediaan lapangan kerja, dan upah per bulan yang rendah. Bahkan, menggunakan tagar tersebut warganet juga mengunggah informasi terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk “kabur” dari Indonesia.
Banyak warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri dengan menggunakan tagar Kabur Aja Dulu. (P-ht)