PRIORITAS, 18/5/24 (Jakarta): Data resmi Badan Pusat Stataistik menyebutkan, terdapat 9,9 juta anak Indonesia dari kelompok Gen Z yang berusia 15 hingga 24 tahun tidak bekerja, atau juga tak bersekolah.
Dikutip dari laman Satu Data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), BPS mendata,
Sesuai data pada Agustus 2023, sebagaimana dikutip dari laman Satu Data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 22,25 persen dari 44,7 juta anak muda golongan Gen Z tidak bekerja, menjalani pendidikan dan mendapat pelatihan (not in employment, education, and training/NEET).
Seperti tertulis dalam data BPS tersebut, dari 44,47 juta orang anak muda (usia 15 hingga 24 tahun) di Indonesia pada periode Agustus 2023, sekitar 22,25 persen termasuk dalam kategori NEET atau tidak bersekolah, tidak bekerja, juga tidak sedang mengikuti pelatihan.
Terbanyak di perkotaan dan perempuan
Jadi, apabila dirinci lebih lanjut, anak muda yang paling banyak NEET justru ada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.
Kemudian, dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah anak muda yang tergolong NEET yakni perempuan mencapai 5,73 juta orang atau setara 26,54 persen dan laki-laki 4,17 juta orang atau 18,21 persen.
Lalu,dilihat berdasarkan golongan umurnya, anak muda tergolong NEET paling banyak berada di usia 20 hingga 24 tahun, yakni sebanyak 6,46 juta orang dan usia 15 hingga 19 tahun sejumlah 3,44 juta orang.
Selanjutnya jika dilihat berdasarkan pendidikannya, anak muda tergolong NEET paling banyak merupakan lulusan sekolah menengah atas (SMA) yakni sebanyak 3,57 juta orang. Lalu anak muda lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) mencapai 2,29 juta orang, lulusan sekolah menengah pertama (SMP) 1,84 juta orang, dan sekolah dasar (SD) jumlahnya 1,63 juta.
Adapun jumlah anak muda tergolong NEET lulusan universitas jenjang S1, S2, S3 ada sebanyak 452.713 orang dan sementara lulusan diploma ada 108.464 orang. Kendati demikian, berdasarkan data BPS, persentase anak muda yang NEET tahun 2023 yakni 22,25 persen ini menurun sekitar 0,97 persen dibandingkan periode Agustus 2022. (P-KPS/jr) — foto ilustrasi istimewa