PRIORITAS, 12/10/25 (Jakarta): Tak dinyana, Indonesia tercatat sebagai “Lima Besar” produsen terong global. Para chef dan pencinta sayur mayur dunia pun memburu terong asal Indonesia.
Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Population Review tahun 2023-2024, menyebutkan, Indonesia menghasilkan sekitar 500 ribu ton terong setiap tahun. Pencapaian tersebut adalah terbesar di kawasan Asia Tenggara mengungguli negara-negara seperti Filipina dan Thailand.
Diketahui, produksi terong di Indonesia sebagian besar berasal dari lahan pertanian rakyat, bukan industri besar, menunjukkan kekuatan produksi kecil yang tersebar.
Di Indonesia, terong merupakan bahan masakan yang bisa digoreng, dibakar, ditumis, hingga dijadikan sambal. Di dapur Nusantara, ia hadir dalam ragam warna-ungu tua, hijau muda, hingga putih susu-dan bertransformasi jadi sajian seperti sambal terong, balado, hingga sayur lodeh.
Sama dengan di Indonesia, di negara-negara lain, terong juga menjadi bagian penting dalam budaya kuliner. Di India, ia diolah menjadi baingan bharta atau kari pedas isi rempah.
Di China, terong ditumis dengan saus bawang dan kecap hitam. Sementara di Turki, terong bahkan menjadi bahan utama imam bayıldı – hidangan klasik yang namanya berarti “imam pingsan saking enaknya”.
Namun, hanya beberapa negara yang berhasil mengangkat produksinya ke tingkat nasional secara konsisten, dan Indonesia kini menjadi salah satunya.
Hal yang menarik, terong secara ilmiah termasuk buah, bukan sayur, karena mengandung biji dan tumbuh dari bunga tanaman.
Terong juga mengandung antioksidan seperti nasunin, terutama di kulit ungunya, yang membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Beberapa varietas bahkan sudah mendapat pengakuan indikasi geografis (GI) di India karena keunikan bentuk, rasa, atau kandungan gizinya. Di Indonesia, potensi ini belum tergarap serius.
Secara ekonomis, posisi Indonesia di lima besar dunia membuka peluang baru, baik untuk diversifikasi ekspor hortikultura, pengembangan bibit unggul, maupun sebagai bagian dari diplomasi kuliner global.
Seperti dilansir dari CNBC Indonesia edisi Minggu (12/10/25), di saat dunia mulai kembali menaruh minat pada pangan lokal dan tanaman adaptif iklim tropis, terong Indonesia punya kesempatan untuk tampil lebih strategis, tak hanya jadi bahan lauk, tapi jadi simbol ketahanan dan kedaulatan pangan. (P-hdt)
No Comments