Tonton Youtube BP

Sebuah Surat dari #AsianoGemmyKawatu, Pelsus jadi Pidsus

Wilson Lumi
11 Oct 2025 11:16
3 minutes reading

HARAPAN IMAN: Tulisan berjudul “Sebuah Surat dari #AsianoGemmyKawatu, Pelsus jadi Pidsus” ini menghadirkan suara hati dari balik ruang sunyi seorang yang tengah berjuang menghadapi badai kehidupan dan proses hukum yang membelitnya. Dalam kesunyian Rutan, Asiano Gemmy Kawatu menulis dengan jujur—tentang luka, kehilangan, iman, dan harapan yang tak pernah padam.

Surat ini bukan sekadar ratapan, melainkan bentuk perenungan mendalam tentang makna keadilan, kesetiaan, dan keteguhan dalam iman. Di tengah keterbatasan, penulis mencoba menyalakan kembali cahaya keyakinan bahwa kebenaran pada akhirnya akan menemukan jalannya.

Lebih dari sekadar curahan hati pribadi, surat ini menggugah kita untuk merenungkan bagaimana setiap ujian hidup bisa menjadi ruang pembelajaran. Bahwa di balik penderitaan, masih ada kasih, doa, dan harapan yang tak lekang oleh waktu.

Berikut tulisan orisinal langsung Gemmy Kawatu:

Sebuah Surat dari #AsianoGemmyKawatu, Pelsus jadi Pidsus: Ratapan n Rintihan hatiku

Hari ini 10 Oktober 2025, enam bulan sudah saya berada di Rutan Polda (Sulawesi Utara) dan Rutan Malendeng. Berat memang menghadapi garis hidup dan lintasan kehidupan ini. Airmata masih sekali kali menetes sekalipun mungkin sudah segelas penuh air mata yang mengalir dari pelupuk mataku yg lembab ini.

Tetapi Puji Tuhan masa gelap selama berbulan yang lalu perlahan tetapi pasti semakin benderang. Cahaya semakin nyata ketika fakta persidangan menguak. Kebenaran regulasi yg kami jadikan pegangan dinyatakan hakim Clear seiring munculnya kesaksian bernada sumbang karena rekayasa Berta Acara, di balik kesaksian sejumlah saksi kunci.

Enam bulan bukan waktu yang pendek mengurai cerita sedih. Berultah di gereja Abigail Malendeng dan ber-Wedding Aniversery di penjara. Paula berHUT ke 60 yang hanya bisa memasang lilin kecil di balik jeruji besi. Sakit dan sakit sekali.

Dalam suka keluarga hari ini ketika ponakan Putri dan Tian menikah, penjara Malendeng membendung kerinduan untuk sekedar berjabat tangan mengucapkan selamat berbahagia. Dan ketika besok pak Anthon yang berusia 94 tahun hendak dimakamkan di desa tercinta Rumoong Atas, karena keadaan seperti ini , saya tidak dapat menyatakan rasa duka secara langsung di depan jenazahnya. Apalagi bertatap muka dengan keluarga dan handai taulan.

Saya berkali bertanya pada Tuhan, kenapa niat baik kami di saat menjadi pejabat pilihan pimpinan dan semoga pilihan Tuhan yang rindu memfasilitasi GMIM gerejaku dan ormas keagamaan lainnya, menjadi bencana bagi saya dan keluarga? Menjadikan saya tersiksa dan terhina?

Saya tidak dapat mengukur dalamnya ketabahan Paula, besarnya kesabaran Paulina dan Paulo serta dalamnya ketegaran kakak adik dan keluarga menerima kenyataan pahit ketika suami, papa dan kakak serta adik dan saudara yang pernah dibanggakan mereka bernasib seperti ini, justru di masa usia lansia.

Oh Tuhan Yesus berbelaskasihlah bagi kami semua.

Bila besok dan minggu mendatang kita masih bersua pandang, semoga masa minggu-minggu sengsara yang dijadikan momentum polisi mentersangkakan kami, ketika minggu-minggu Advend 2025 tiba, semoga karena belas kasih Tuhan kami dapat dibebaskan dari kasus yang menurut hakim ketua mestinya bukan masalah tetapi koq dipermasalahkan.

Ini rintihan dan ratapan hatiku. Semoga airmata derita akan cepat berlalu diganti suka cita dan bahagia bersama keluarga dalam naungan kasih Kristus. Amin.

Penjara Malendeng, 10.10. 2025. Salam kasih AGK @semua orang

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x