31.3 C
Jakarta
Saturday, August 23, 2025

    Mikroplastik ditemukan di otak manusia, ilmuwan beri peringatan

    Terkait

    PRIORITAS, 20/8/25 (Jakarta): Mikroplastik kini terbukti menembus otak manusia. Fakta ini menambah daftar panjang lokasi akumulasi plastik kecil, dari udara yang kita hirup hingga makanan sehari-hari. Temuan tersebut mengguncang dunia riset dan memicu perdebatan soal dampaknya bagi kesehatan.

    Partikel plastik berukuran mikro sudah ditemukan di paru-paru, jantung, plasenta, bahkan melewati sawar darah-otak. Tingginya sebaran itu mendorong PBB mempercepat perundingan perjanjian polusi plastik pertama di Jenewa minggu depan.

    Jurnal Nature Medicine pada Februari lalu mempublikasikan studi paling menonjol mengenai mikroplastik dalam otak. Peneliti menganalisis jaringan otak dari 52 orang yang meninggal di New Mexico, Amerika Serikat, dan menemukan jumlah mikroplastik meningkat seiring waktu.

    Peneliti utama, Matthew Campen, mengungkapkan kepada media bahwa mereka mendeteksi mikroplastik yang setara dengan satu sendok plastik di dalam otak.

    Campen juga mengatakan kepada Nature bahwa ia memperkirakan para peneliti dapat mengisolasi sekitar 10 gram plastik dari otak manusia, membandingkan jumlah tersebut dengan krayon yang tidak terpakai.

    Seruan kehati-hatian

    Meski temuan itu menarik perhatian luas, sejumlah pakar menegaskan perlunya sikap hati-hati.

    “Meskipun ini merupakan temuan yang menarik, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati sambil menunggu verifikasi independen,” ujar ahli toksikologi Theodore Henry dari Universitas Heriot-Watt Skotlandia kepada AFP.

    “Saat ini, spekulasi tentang potensi dampak partikel plastik terhadap kesehatan jauh melampaui bukti,” tambahnya.

    Profesor kimia dari Universitas RMIT Australia, Oliver Jones, mengatakan kepada AFP bahwa belum cukup data untuk membuat kesimpulan yang kuat tentang keberadaan mikroplastik di New Mexico, apalagi secara global.

    Ia juga menemukan, sangat tidak mungkin otak mengandung lebih banyak mikroplastik daripada yang ditemukan dalam limbah mentah seperti yang diperkirakan para peneliti.

    Jones menunjukkan bahwa orang-orang dalam penelitian tersebut sehat sebelum meninggal, dan para peneliti mengakui bahwa tidak ada cukup data untuk menunjukkan bahwa mikroplastik menyebabkan kerusakan.

    Situs ilmu saraf The Transmitter melaporkan penelitian itu memuat gambar duplikat. Namun para ahli menilai kesalahan visual tersebut tidak mengubah temuan utamanya.

    Bukti masih terbatas

    Sebagian besar penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan bersifat observasional. Pola ini berarti hubungan sebab-akibat belum bisa dipastikan.

    Salah satu studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine tahun lalu menemukan penumpukan mikroplastik di pembuluh darah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi serangan jantung, stroke, dan kematian pada pasien dengan penyumbatan arteri.

    Eksperimen pada hewan menunjukkan hasil serupa. Studi di Science Advances Januari lalu mendeteksi mikroplastik di otak tikus. Peneliti China menyebut mikroplastik dapat memicu pembekuan darah langka dengan menyumbat sel, meski menekankan tikus berbeda jauh dengan manusia.

    Tinjauan Organisasi Kesehatan Dunia pada 2022 menyimpulkan bukti yang ada belum cukup untuk memastikan risiko terhadap manusia. Namun, laporan terbaru Institut Kesehatan Global Barcelona menegaskan perlunya tindakan segera.

    “Dengan bertindak sekarang untuk membatasi paparan, meningkatkan metodologi penilaian risiko, dan memprioritaskan populasi rentan, kita dapat mengatasi masalah mendesak ini sebelum meningkat menjadi krisis kesehatan masyarakat yang lebih luas,” tambahnya.

    Produksi plastik global terus melonjak. Jumlahnya sudah berlipat ganda sejak 2000 dan diperkirakan naik tiga kali lipat lagi pada 2060 jika tidak dikendalikan. (P-Khalied M)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini