28.9 C
Jakarta
Sunday, August 24, 2025

    Politisi muda Jepang desak publik intenasional berhenti beli produk China

    Terkait

    PRIORITAS, 19/8/25 (Tokyo): Politisi muda Jepang Hirano Uryu menyerukan boikot produk China sebagai langkah menahan dominasi ekonomi dan politik Beijing.

    China saat ini sudah menjadi negara terkuat nomor dua setelah Amerika Serikat. Sikapnya jelas menunjukkan ambisi untuk menguasai banyak wilayah. Karena itu, mari mulai dengan memboikot produk Made in China agar kita tidak dijajah China di masa depan,” ujar Hirano, saat diwawancarai Senin (18/8/25).

    Hirano tampil mengejutkan dalam pemilu majelis tinggi Jepang pada 20 Juli 2025. Meski maju tanpa dukungan partai, ia meraih 235.411 suara di Tokyo dan menduduki peringkat ke-12.

    Kemenangan itu menegaskan munculnya kekuatan baru dalam politik Jepang. Dukungan luas datang dari warga yang merasa resah terhadap agresivitas China.

    Lahir di Prefektur Chiba pada 31 Januari 1994, Hirano menekankan jati dirinya sebagai orang Jepang asli. Ia menepis isu bahwa dirinya memiliki darah Hong Kong atau China.

    “Itu tidak benar. Dua generasi keluarga saya semuanya asli Jepang. Rumor semacam itu hanyalah upaya lawan politik untuk menjatuhkan saya,” tegasnya, dikutip Beritaprioritas dari hasil wawancara ekslusif Tribunnews.com.

    Seruan boikot yang ia gaungkan tak hanya ditujukan untuk masyarakat Jepang. Hirano meminta negara lain ikut menghindari produk asal China.

    “Saya juga memohon masyarakat Indonesia dan negara lain agar tidak membeli produk Made in China. Kalau dibiarkan, ekonomi China akan semakin kuat, lalu seenaknya menekan bangsa lain. Lihat saja Tibet, Mongolia, Uighur, dan mungkin sebentar lagi Taiwan. Ini sangat berbahaya,” katanya.

    Ia mendorong setiap bangsa lebih mengutamakan produk dalam negeri. Dorongan itu ia sebut sebagai bentuk perlawanan ekonomi terhadap Beijing.

    “Kalau di Indonesia, belilah produk buatan Indonesia. Jangan produk China. Itu cara terbaik untuk melindungi kedaulatan ekonomi bangsa,” tambahnya.

    Hirano dikenal sebagai politisi dengan sikap keras terhadap China. Tahun lalu ia sempat ditahan 12 jam di Hong Kong dan dipulangkan ke Tokyo.

    Alih-alih meredup, ketegasannya membuat pamornya meningkat di kalangan pemilih Jepang. Dukungan publik justru bertambah karena keberanian Hirano melawan Beijing.

    “Saya tidak anti negara lain, hanya anti China. Saya berharap pemerintah Jepang bisa membatasi jumlah warga China yang masuk ke Jepang. Sudah cukup banyak, jangan dilepas bebas seperti sekarang,” ujarnya.

    Nada anti-China kini bukan hanya milik Hirano. Partai seperti Sanseito dan Hoshuto juga mengusung isu serupa dalam pemilu Juli lalu. Fakta itu menandai menguatnya sentimen perlawanan terhadap dominasi Beijing di Jepang. (P-Khalied M)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini