PRIORITAS, 22/7/25 (Jakarta): Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan keyakinannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai lima persen pada semester kedua tahun 2025. Optimisme ini didasari oleh tetap kuatnya performa ekspor nasional meskipun tekanan ekonomi global masih terjadi.
Menurut Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, salah satu faktor yang memperkuat ekspor adalah keberhasilan Indonesia dalam menegosiasikan penurunan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat menjadi 19 persen.
“Kita melihat di paruh kedua, ekspor kita akan cukup lebih resilient. Sehingga kita melihat peluang pertumbuhan ekonomi akan menuju ke sekitar lima persen,” ucap Febrio kepada awak media di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/7/25).
Salah satu negosisasi RI terbaik
Febrio menyatakan, tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat berhasil dikurangi dari 32 persen menjadi 19 persen. Ia menilai, capaian ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan hasil negosiasi terbaik dalam kebijakan penyesuaian tarif baru yang diterapkan oleh AS.
“Kita mendapatkan deal yang relatif lebih baik dari banyak negara lain,” tutur Febrio.
Ia juga menambahkan, rampungnya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU–CEPA) setelah 10 tahun proses negosiasi, akan memberikan manfaat ganda: memperluas akses pasar ekspor ke Eropa serta meningkatkan masuknya investasi ke Indonesia.
“Sudah 10 tahun perjanjiannya akhirnya kita bisa deal. Dan itu akan membawa bukan hanya perdagangan, tetapi juga arus investasi ke Indonesia dan di Eropa,” katanya.
Melalui dua pencapaian besar tersebut, pemerintah optimis ekspor Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan yang solid dan menjadi penopang utama bagi kestabilan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.