PRIORITAS, 18/7/25 (Jakarta): Paparan emosi berlebihan seperti stres dan marah berat bukan sekadar gangguan psikologis. Lonjakan hormon akibat tekanan emosional kerap mempercepat kerusakan organ, termasuk pembuluh darah jantung.
Dokter menemukan, hormon stres bernama katekolamin melonjak saat seseorang mengalami ledakan amarah. Lonjakan ini meningkatkan tekanan darah dan gula secara mendadak.
Tim medis mendapati katekolamin menyebabkan detak jantung meningkat. Kondisi ini menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras.
Lonjakan tekanan darah akibat hormon ini bersifat akut. Bila berlangsung berulang, tekanan darah tinggi bisa berkembang menjadi hipertensi kronis.
Dokter menyebut stres kronis juga memicu inflamasi tubuh. Proses ini mempercepat pembentukan plak kolesterol yang menyumbat arteri jantung.
Tingkatkan risiko
Kondisi semakin parah jika disertai konsumsi tinggi daging, gorengan, dan gula. Kombinasi faktor ini meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
Dalam ruang tindakan, tekanan darah pasien dapat melonjak drastis akibat ketegangan. Dokter kerap menunda prosedur demi mencegah komplikasi.
“Kadang-kadang kita harus anestesi dulu karena tensinya terlalu tinggi. Kalau tidak, bisa terjadi komplikasi seperti pecah pembuluh darah,” ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Dasaad Mulijono, seperti dikutip Beritaprioritas dari CNNIndonesia.com.
Tim medis menekankan pentingnya keseimbangan emosi. Selain pola makan sehat, menjaga ketenangan jiwa menjadi bagian krusial dalam mencegah penyakit jantung.
“Kalau di agama Islam, atau dalam Kristen ada yang bilang ‘hati yang bahagia adalah obat’. Itu benar. Makanya kita harus fun, harus happy, jangan stres,” tandasnya. (P-Khalied Malvino)
