PRIORITAS, 18/7/25 (Manado): Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus mengingatkan para pedagang beras jangan seenaknya menaikkan harga sehingga menyusahkan rakyat.
Pemerintah Propinsi Sulut akan terus memantau dan bakal melakukan tindakan antisipasi, jika masih ada pedagang nakal yang sengaja menaikkan harga beras secara tidak wajar.
“Kita antisipasi hal ini. Memang, beberapa waktu lalu dan ke depan, kita di berbagai daerah merayakan tradisi-tradisi tertentu. Para pedagang boleh memanfaatkan momen ini untuk mencari keuntungan, tetapi jangan sampai berlebihan dan menyusahkan masyarakat,” tegas Gubernur di Manado, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Jumat (18/7/25).
Ketika memberikan penjelasan terkait tingginya harga beras di Sulawesi Utara akhir-akhir ini, Gubernur juga mengakui adanya kekurangan produksi beras di provinsi ini.
Produksi beras Sulut hanya mencapai 150.000 ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 270.000 ton. Defisit 120.000 ton ini, diatasi dengan pasokan dari Badan Usaha Logistik (Bulog) dan pihak lain.
Alih fungsi sawah
Kekurangan produksi beras, juga imbas dari alih fungsi lahan sawah seluas lebih dari 6.000 hektar, sehingga berkontribusi pada penurunan stok beras Sulut.
Lahan tersebut kini digunakan untuk menanam tanaman lain yang seperti nilam, yang harganya jauh lebih tinggi dari padi.
Meskipun begitu, Gubernur Sulut memastikan stok beras aman untuk satu bulan ke depan.
Untuk menjamin keterjangkauan beras bagi masyarakat Sulawesi Utara, Gubernur menyebutkan Bulog dan koperasi ketahanan pangan, akan terus melakukan operasi pasar.
Operasi penjualan beras murah ini, digelar terutama di daerah-daerah yang pasokan kurang dan harganya tinggi.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, hingga saat ini kita mampu memenuhi kebutuhan beras,” ujar Gubernur, seperti lapor Sulut1news.com.
Ia berharap masyarakat Sulawesi Utara tak perlu resah, karena pemerintah tetap memastikan akses terhadap beras tetap terjaga.(P-Jeffry W)