30.1 C
Jakarta
Tuesday, July 15, 2025

    Membaca ulang Jakarta: Dari visi ‘founding parents’ hingga kota ‘smart city”

    Terkait

    PRIORITAS, 15/7/25 (Jakarta): Memperingati Hari Ulang Tahun ke-498 DKI Jakarta, Yayasan Sanjeev Lentera Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni UAJ) menyelenggarakan seminar publik berjudul “Membaca Ulang Jakarta: Dari Visi Founding Parents hingga kota Smart City”, yang dilaksanakan pada 14 Juli 2025 di Kampus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

    Seminar ini diminati oleh 151 pendaftar dan 83 kehadiran dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, akademisi, komunitas alumni, pemerhati kebijakan publik, hingga masyarakat umum yang memiliki minat kuat terhadap masa depan Jakarta sebagai kota global dan berkelanjutan. Konsep smart city sebagai wacana abad 21 menginginkan kota yang terintegrasi dengan teknologi dalam pelayanan publik dan meingkatkan kualitas hidup warganya. Sebagai smart city sebuah kota menekankan inovasi teknologi dalam menyelesaikan masalah kotanya. Kehadiran yang melebihi kapasitas awal ini mencerminkan antusiasme publik terhadap isu transformasi Jakarta di tengah perubahan zaman.

    Seminar publik ini diselenggarakan dengan tujuan: 1) Melihat kembali relevansi visi founding parents terhadap Jakarta terkini. 2) Memetakan tujuan Jakarta bersama pemerintah, akademisi dan masyarakat. 3) Menjawab tantangan dan permasalahan Jakarta dari lintas perspektif dari pemerintah dan masyarakat. 4) Meningkatkan daya saing dan penguatan sosial, budaya, dan ekonomi Jakarta sebagai Kota Global.

    Seminar dibuka dengan kata sambutan dari Arthur Sanger sebagai ketua Yayasan Sanjeev Lentera Indonesia yang menekankan pentingnya menelusuri Kembali akar sejarah dan semangat para pendiri bangsa dalam membentuk Jakarta, serta relevansinya dengan terhadap transformasi Jakarta saat ini.

    Sambutan dilanjutkan oleh Jefri Moses Kam, SH., MH., sebagai Sekretaris Jenderal Perluni UAJ. Jefri secara umum menekankan pentingnya kolaborasi, tanggung jawab intelektual alumni Alumni Unika Atma Jaya, serta keterlibatan aktif dalam ruang public dan pengambilan kebijakan untuk membangun Jakarta yang inklusif, berbudaya, dan adaptif terhadap tantangan zaman. Pesannya adalah ajakan untuk akademisi, praktisi dan terutama alumni UAJ untuk berkontribusi secara kolektif dan konstruktif dalam pembangunan Jakarta.

    Sesi diskusi utama menghadirkan lima narasumber dari berbagai latar belakang beragam.

    Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Cyril Raoul (Chico) Hakim, menegaskan pentingnya roadmap keberlanjutan dalam mewujudkan Jakarta sebagai Smart City sekaligus simbol kebangsaan seperti yang dicita-citakan oleh para founding parents. Ia juga menyoroti tantangan kota metropolitan untuk dibangu pada aspek pelayanan public yang lebih baik dengan adanya aplikasi JAKI (Jakarta Pintar dan Kolaboratif), aspek pengelolaan kota yang lebih efisien sebagai contoh pengelolaan sampah pintar (PLTSa), aspek peningkatan kapasitas SDM Pemprov DKI Jakarta untuk lebih kompetitif, aspek peningkatan partisipasi warga, dan aspek pengembangan ekonomi digital.

    Dwi Wijayanto Rio Sambodo, SE., MM., Anggota DPRD DKI Jakarta, menjelaskan upaya legislatif dalam mengawasi dan memastikan akuntabilitas proyek smart city, terutama dalam aspek politik anggaran dan kepemimpinan kebijakan public melalui APBD dan Perda, agar poyek tidak hanya visible tapi juga valuable menuju Jakarta sebagai 20 besar kota global dunia.

    Cendekiawan Betawi yang juga mantan Wali Kota Jakarta Pusat dan Anggota DPD RI periode 2019-2024, Prof. Dr. Sylviana Murni, SH., M.Si., memberikan refleksi tentang pentingnya nilai-nilai budaya lokal dalam membentuk identitas kota dengan pelembagaan FOKKKUNDING (Forum Komunikasi Keluarga dan Komunitas) memberi rekomendasi strategis agar dilakukan pendekatan keluarga dan komunitas yang berdasar pada budaya, pendekatan perlindungan hak anak, pendekatan literasi digital, dan pendekatan kolaborasi sekolah tinggi dan perguruan tinggi bersama pemerintah kota dan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Beliau mendorong agar konsep smart city and global city of Jakarta tetap mengakar pada kebudayaan.

    Cucu Pahlawan Nasional Indonesia, MH Thamrin, yang juga menjadi salah satu pembicara yakni Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Si. Psikolog., yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Ekuador, menyampaikan pandangannya bahwa Jakarta sebagai kota global harus mengedepankan nilai-nilai Pancasila, serta membangun generasi muda yang memahami sejarah dan nilai luhur para pendiri bangsa termasuk berkemampuan diplomasi dan negosiasi ulung dengan kecerdasan yang dilatari pemahaman budaya.

    Christiana Chelsia Chan, SH., LL.M., perwakilan dari Perluni Unika Atma Jaya, menyampaikan peran penting komunitas intelektual dan alumni perguruan tinggi swasta umumnya dan alumni UAJ khususnya dalam mendukung kebijakan Pembangunan Jakarta berbasis riset, serta membangun ekosistem partisipatif dan inklusif menuju Jakarta Global City yang affirmative.

    Ia menekankan pentingnya sinergi antara insan cendekia Unika Atma Jaya dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta dalam transformasi Jakarta. Contoh Pembangunan dam Afsluitdijk tahun 1927, di Belanda, sangat kuat dilatari dengan hasil kombinasi kolaborasi kebijakan pemerintah dan hasil penelitian para ahli yang tidak hanya dari satu institusi tertentu tapi beragam pusat riset dan perguruan tinggi dan terutama pada akhirnya bagi generasi penerus Belanda keberadaan dam tersebut menjadi bukti bagian dari identitas nasional. Jakarta sebagai Global City berbasis Riset.

    Turut memberikan sambutan untuk mewakili Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Wakil Ketua BAPPEDA, Bapak Deftrianov yang dalam pernyataannya menekankan Pemanfaatan Teknologi dan Data Terbuka untuk Kebijakan Responsif-Partisipatif oleh Pemerintah DKI Jakarta menuju Jakarta Global City Rise #20.

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini