33.4 C
Jakarta
Tuesday, July 15, 2025

    Mentan Amran soal beras dioplos: Ini memang biadab !!!

    Terkait

    PRIORITAS, 15/7/25 (Jakarta): Pemerintah kembali kecolongan dalam pengawasan pangan. Temuan Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut, 86 persen beras premium yang beredar di pasar ternyata tidak memenuhi standar.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan kondisi itu usai menghadiri pengambilan sumpah sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Unhas di Makassar, Senin (14/7/25).

    “Harga beras naik Rp2.000 sampai Rp3.000 per kilo karena dioplos. Yang dirugikan adalah rakyat kecil. Kalau mau disebut biadab, ya memang biadab. Ini tidak bisa ditoleransi,” tegas Amran, dikutip Selasa (15/7/25).

    Masalah tak berhenti di beras premium. Dalam kurun 10 bulan terakhir, Kementan mencatat 260 lebih kasus kejahatan pangan, mulai dari pupuk palsu hingga minyak goreng manipulatif.

    “Pupuk palsu saja merugikan petani sampai Rp3,2 triliun. Minyak goreng tercatat 20-an kasus, dan beras oplosan 212 kasus. Total kerugian masyarakat mencapai Rp 99 triliun. Kalau berlangsung 10 tahun, bisa tembus Rp1.000 triliun. Ini sangat serius dan tidak boleh dibiarkan,” jelasnya, seperti dilansir Beritaprioritas dari Beritasatu.

    Surati penegak hukum

    Merespons ancaman sistemik itu, Mentan Amran menku telah menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, serta berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polri untuk pengawasan lapangan.

    Selain penindakan, Mentan Amran juga menyebut pihaknya melakukan pembenahan menyeluruh di internal Kementan sebagai bentuk komitmen antikorupsi.

    “Kami diminta memberikan testimoni oleh KPK soal capaian antikorupsi. Itu jadi bukti bahwa kita di jalur yang benar,” katanya.

    Untuk menstabilkan harga, pemerintah menyalurkan bantuan sosial beras sebanyak 360.000 ton. Sebanyak 62.000 ton di antaranya telah didistribusikan ke berbagai daerah.

    Langkah itu didukung oleh Perum Bulog yang menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Saat ini, stok nasional mencapai 4,2 juta ton, termasuk 1,3 juta ton beras subsidi.

    “Kami sudah komunikasi dengan Pak Mendagri dan Bulog. Bansos sudah disalurkan 62.000 ton. Stok kita banyak, jadi tidak perlu khawatir,” pungkasnya. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini