28.1 C
Jakarta
Wednesday, July 16, 2025

    Utang luar negeri RI mengalami kenaikan, capai Rp7.056 triliun

    Terkait

    Foto ilustrasi dolar. (Shutterstock)

    PRIORITAS, 14/7/25 (Jakarta): Bank Indonesia (BI) menyatakan, total utang luar negeri (ULN) Indonesia per Mei 2025 mencapai US$435,6 miliar atau setara Rp7.056 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS). Angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 6,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

    Pertumbuhan utang luar negeri Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan April 2025 yang mencapai 8,2 persen secara tahunan (yoy). Perlambatan ini dipengaruhi oleh melambatnya peningkatan ULN sektor publik serta penurunan (kontraksi) pada ULN sektor swasta.

    ‘’Posisi ULN pemerintah pada Mei 2025 sebesar US$209,6 miliar atau tumbuh sebesar 9,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 10,4 persen (yoy) pada April 2025,’’ kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso BI dikutip dari laman resmi BI, Senin (14/7/25).

    Perkembangan ULN pemerintah itu dipengaruhi oleh pembayaran jatuh tempo surat berharga negara (SBN) internasional, di tengah aliran masuk modal asing pada SBN domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.

    Mendukung stabilitas

    Ramdan menyebutkan sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan pada program prioritas dalam mendukung stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

    Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan, antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,3 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan saminan sosial wajib sebesar 18,7 persen, jasa pendidikan 16,5 persen, konstruksi 12,0 persen, serta transportasi dan pergudangan 8,7 persen.

    ‘’Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,’’ kata Ramdan.

    Di sisi lain, utang luar negeri (ULN) swasta masih mengalami penurunan. Pada Mei 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar US$196,4 miliar, menyusut 0,9 persen secara tahunan (yoy), yang berarti kontraksinya lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat minus 0,4 persen (yoy).

    Perkembangan tersebut bersumber dari ULN lembaga keuangan yang mencatat perlambatan pertumbuhan dari bulan sebelumnya sebesar 2,8 persen menjadi 1,2 persen pada Mei 2025, dan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporation) yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy), lebih besar dibandingkan kontraksi 1,2 persen (yoy) pada April 2025.

    Sektor industri hingga penggalian

    Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan, dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 80,2 persen dari total utang. ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5 persen.

    Adapun dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. (P-Zamir)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini