PRIORITAS, 10/7/25 (Brasilia): Indonesia resmi diterima sebagai anggota ke-10 BRICS dalam KTT yang berlangsung dua hari di Rio de Janeiro, Brasil. Keputusan diumumkan oleh presidensi Brasil dan disampaikan di hadapan para kepala negara anggota, termasuk Presiden Prabowo Subianto yang hadir secara langsung.
Langkah ini memperkuat posisi Indonesia dalam forum ekonomi global non-Barat yang kini menaungi 11 negara dengan kekuatan ekonomi besar dan berkembang. KTT tersebut menandai kehadiran Indonesia secara penuh sebagai anggota tetap BRICS.
Dengan tambahan Indonesia, total Produk Domestik Bruto (PDB) negara BRICS melonjak menjadi US$76,72 triliun. Jumlah itu melampaui akumulasi PDB negara-negara G7 yang tercatat sebesar US$56,92 triliun per 2024.
Kontribusi ekonomi Indonesia mencapai US$4,98 triliun, menempatkannya di atas Brasil dan Rusia. China tetap menjadi penyumbang terbesar dengan PDB sebesar US$39,44 triliun, diikuti India yang mencatat US$17,36 triliun.
Seperti dikutip Beritaprioritas dari Manadopost, Kamis (10/7/25), secara statistik, masuknya negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Mesir, dan Ethiopia sejak ekspansi BRICS 2023 memperkuat blok ini dalam posisi tawar global. Pertumbuhan ekonomi kolektif menjadi pendorong utama peningkatan nilai PDB.
Perbandingan struktur ekonomi
Berikut total PDB anggota BRICS 2024 (dalam US$):
-
China: 39,44 triliun
-
India: 17,36 triliun
-
Rusia: 7,13 triliun
-
Indonesia: 4,98 triliun
-
Brasil: 4,89 triliun
-
Arab Saudi: 1,1 triliun
-
Uni Emirat Arab: 415 miliar
-
Mesir: 412,16 miliar
-
Iran: 386,22 miliar
-
Afrika Selatan: 387,55 miliar
-
Ethiopia: 156,1 miliar
Sedangkan total PDB G7 terdiri dari:
-
Amerika Serikat: 30,34 triliun
-
Jepang: 6,77 triliun
-
Jerman: 6,17 triliun
-
Prancis: 4,49 triliun
-
Inggris: 4,42 triliun
-
Italia: 2,4 triliun
-
Kanada: 2,33 triliun
Dominasi PDB BRICS meningkat lebih dari 35% dibanding G7 pada periode yang sama.
Fungsi GDP sebagai indikator
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) mencerminkan nilai pasar seluruh produk dan jasa akhir dalam satu negara selama satu tahun. Indikator ini menjadi tolok ukur kekuatan ekonomi nasional dan dasar perumusan kebijakan publik.
Indonesia kini berada dalam kelompok ekonomi yang menyumbang hampir setengah dari PDB global. Posisi ini memberikan peluang pengaruh lebih besar terhadap isu-isu fiskal, perdagangan, dan tata kelola ekonomi dunia.
Dengan keanggotaannya, Indonesia diperkirakan akan terlibat dalam pembentukan kerangka kerja keuangan baru, alternatif terhadap sistem yang selama ini didominasi negara-negara G7. (P-Khalied Malvino)