33.6 C
Jakarta
Tuesday, August 26, 2025

    Ratusan orang Australia tertipu situs ‘toko hantu’

    Terkait

    PRIORITAS, 5/7/25 (Canberra): Ratusan orang Australia tertipu dengan website online atau situs daring ‘hantu’.

    Toko-toko tersebut mempromosi menjual produk barang seperti pakaian dan alas kaki berkualitas tinggi, tetapi ternyata palsu.

    Disebut toko ‘hantu’ karena toko tersebut cenderung hilang dan tutup,  serta mengganti merek dengan nama-nama baru.

    Sejak awal tahun 2025 ini, setidaknya 360 laporan tentang 60 pengecer daring, meskipun laporan media menunjukkan lebih banyak lagi yang mungkin menjadi korban.

    Menurut Australian Competition and Consumer Commisssion (ACCC) atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Perlindungan Konsumen, toko-toko ‘hantu’ itu sering menjual barang diduga palsu dan berkualitas jelek.

    Ketika konsumen melakukan komplain, toko ‘hantu’ sering menolak memberikan pengembalian uang atau tidak menanggapi keluhan.

    Toko-toko ‘hantu’ itu diketahui menyasar konsumen melalui iklan-iklan di media sosial.

    Toko-toko ‘hantu’ itu juga sering kali menggunakan nama-nama daerah pinggiran kota, kota kecil atau kota besar di Australia, agar tampak lokal.

    “Kami menghimbau semua warga Australia untuk berpikir dua kali sebelum mengklik iklan yang mereka lihat di media sosial yang mengklaim berasal dari bisnis butik yang berbasis di kota setempat,” kata wakil ketua ACCC, Catriona Lowe, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari media Australia, 9News, hari Sabtu (5/7/25).

    Menyamar

    Warga Australia telah diperingatkan agar tidak berbelanja di situs yang diduga toko ‘hantu’, yaitu situs web yang menyamar sebagai bisnis lokal.

    Situs toko-toko yang diduga ‘hantu’ itu adalah everly-melbourne.com, willowandgrade-adelaide.com, sophie-claire.com, dan doublebayboutique.com.

    “Kami memperingatkan warga Australia tentang risiko yang timbul, jika menggunakan keempat situs web ini secara khusus Kami duga tidak berpusat di Melbourne, Adelaide, atau Double Bay,” jelas Lowe.

    ACCC menuduh empat operator toko hantu itu merugikan konsumen, karena mengklaim menjual produk berkualitas tinggi, namun kenyataan tidak.

    Lembaga pengawas konsumen Australia mengatakan, toko-toko tersebut berbasis di luar negeri, dan melakukan pengiriman langsung produk-produk berkualitas rendah.

    “Kami selanjutnya menduga bahwa operator situs web ini memasok produk yang kualitasnya tidak sesuai dengan yang diiklankan”, jelas Catriona Lowe.

    Keluhan meningkat

    Peringatan ACCC ini dikeluarkan menyusul meningkatnya jumlah laporan keluhan konsumen, kepada lembaga pengawas dalam beberapa bulan terakhir tentang toko daring palsu.

    Seringkali toko hantu akan berbagi cerita emosional di media sosial atau situs web mereka, bahwa mereka adalah bisnis kecil yang dioperasikan secara lokal, dan bakal tutup karena alasan keuangan.

    “Mereka akan mengklaim bahwa mereka sedang mengadakan ‘obral tutup toko’, dengan semua stok didiskon besar-besaran dan tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas”, papar Catriona Lowe.

    Toko hantu terkadang menggunakan nama yang mirip dengan butik lokal asli, yang mengakibatkan kerugian kompetitif dan reputasi bagi bisnis tersebut.

    ACCC mengatakan toko hantu menggunakan iklan berbayar yang tertarget di situs media sosial seperti Facebook dan Instagram.

    Mereka tampaknya sering menggunakan platform e-commerce Shopify, untuk menyelenggarakan dan mengoperasikan toko web tersebut.

    “Kami telah menulis surat kepada Meta Platforms (sebagai pemilik Facebook dan Instagram) dan Shopify, untuk meminta mereka meneliti dan mengambil tindakan yang tepat terhadap operator toko bayangan,” kata Lowe.

    Pihak ACCC ingin meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bisnis-bisnis yang tidak jujur ​​itu.

    Hal ini dimaksudkan agar warga Australia tahu cara mengenali modus mereka dan dapat terhindar dari penipuan karena membeli produk yang kualitasnya jelek dengan harga mahal.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini