29.5 C
Jakarta
Thursday, June 26, 2025

    Gunung Rinjani pesona bagi wisatawan namun miliki tingkat resiko yang tinggi

    Terkait

    PRIORITAS,  25/6/25 (Lombok): Gunung Rinjani terus menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Sayangnya, daya tarik keindahannya juga diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi.

    Beberapa bulan terakhir, serangkaian kasus kecelakaan tragis kembali mengingatkan medan di Rinjani bukanlah tanpa bahaya. Kasus terbaru menimpa seorang pendaki asal Brasil berinisial JDSP (27) yang ditemukan tewas setelah terjatuh di jurang sedalam sekitar 600 meter di kawasan Gunung Rinjani.

    Kemudian tim SAR gabungan berhasil menemukan korban pada Selasa (24/6/25) pukul 18.00 Wita, tetapi sayangnya, saat diperiksa, JDSP sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

    Adapun proses evakuasi jenazah dilakukan secara hati-hati oleh tujuh personel yang bermalam di lokasi kejadian. Tiga orang berada di anchor point kedua (kedalaman 400 meter), sementara empat lainnya mendampingi jenazah di dasar jurang.

    Meski evakuasi sempat ditunda karena cuaca buruk dan visibilitas rendah, sebelum akhirnya dilanjutkan pada Rabu pagi. Kecelakaan ini menambah daftar panjang kasus serupa yang pernah menimpa turis asing maupun lokal. Dihimpun dari berbagai sumber simak daftarnya.

    Tragedi lainnya

    Ada juga tragedi lainnya terjadi pada Sabtu (3/5/25), saat Rennie Bin Abdul Ghani (57), wisatawan asal Malaysia, terjatuh dari tebing setinggi sekitar 100 meter di jalur pendakian Torean.

    Proses evakuasi korban dilakukan menggunakan metode  lowering  dan  lifting  dengan bantuan drone thermal. Jenazah baru berhasil ditemukan keesokan harinya setelah upaya pencarian intensif yang menghadapi hambatan berupa kabut tebal dan medan ekstrem.

    Naas serupa juga dialami Mohd Hafidz (38), pendaki asal Malaysia lainnya, yang jatuh ke dalam jurang saat mencoba menghindari porter di jalur Sembalun. Ia mengalami luka serius di leher, punggung, dan kaki, dan harus segera dilarikan ke fasilitas medis.

    Kaifat Rafi Mubarrok (16), pendaki asal Jakarta, meninggal dunia setelah terjatuh dari tebing Plawangan Sembalun pada 29 September 2024. Jenazahnya ditemukan delapan hari kemudian di kedalaman 200 meter.

    Kemudian turis asal Rusia, Rusmordovina Alexandra (44), mengalami insiden serius akibat pendakian ilegal tanpa registrasi di sistem e-Rinjani. Ia menderita patah tulang dan luka di kepala sebelum akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR setelah lima jam penyelamatan.

    Setelah itu lima hari kemudian, pada 9 Oktober 2024, wisatawan asal Irlandia, Farrel Paul (31), juga dilaporkan terjatuh dari ketinggian sekitar 200 meter di area serupa.

    Peristiwa ini memperkuat fakta Rinjani menyimpan potensi bahaya yang besar bagi siapa pun yang tidak mempersiapkan diri secara matang. (P-*r/Armin M)

     

     

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini