PRIORITAS, 24/6/25 (Washington): Wuauw !!! Donald Trump menganggap enteng serangan balasan Iran. Bahkan menyebutnya itu serangan yang sangat lemah. Selanjutnya, Presiden Amerika Serikat itu memaparkan, tidak ada korban dalam serangan balasan Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar pada Selasa (24/6/25) dini hari waktu setempat.
Ya, ini memang sebuah serangan balasan, setelah pesawat-pesawat jet Amerika Serikat (AS) membombardir tiga situs nuklir utama di Iran, Sabtu (21/6/25) lalu. Namun laporan media mengungkapkan, pihak Angkatan Bersenjata Qatar menyatakan, mereka berhasil menangkal hampir semua Rudal Iran, hanya satu yang lolos.
Karena itu, Trump bahkan mengucapkan terima kasih kepada Iran karena memberikan peringatan (disebutnya ‘tembakan salvo’), sebelum melancarkan serangan rentetan Rudal ke pangkalan Al Udeid. Disebutnya, itu menunjukkan, Iran ingin menghindari korban jiwa.
“Iran secara resmi merespons “Penghancuran Fasilitas Nuklir” mereka dengan respons yang sangat lemah, seperti yang sudah kami perkirakan, dan telah kami tangani secara efektif,” demikian tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dan beredar di publik.
“Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberi kami pemberitahuan lebih awal, yang memungkinkan tidak adanya korban jiwa maupun yang terluka,” lanjutnya seperti dikutip AFP.
Berharap menuju “Perdamaian dan Harmoni”
Selanjutnya, Trump menyatakan harapannya agar perang yang bermula dari serangan Israel yang menargetkan program nuklir Iran itu segera berakhir.
“Mungkin sekarang Iran bisa bergerak menuju “Perdamaian dan Harmoni” di Kawasan, dan saya akan sangat mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama,” demikian Trump.
Dikatakannya lagi, Iran telah “meluapkan semuanya dari ‘sistem’ mereka, dan semoga tidak akan ada lagi KEBENCIAN.”
Lalu di hari yang sama, Trump juga mengeklaim berhasil membuat Iran dan Israel sepakat gencatan senjata bertahap mulai hari ini.
Adapun melalui unggahan di media sosialnya pada Senin (23/6/25) waktu AS, Trump mengumumkan “gencatan senjata penuh dan total” antara Israel dan Iran yang ia harap akan menjadi permanen.
Disebut Trump, gencatan senjata ini dijadwalkan akan dimulai dalam waktu sekitar enam jam.
“Telah disepakati sepenuhnya antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA PENUH DAN TOTAL (dalam sekitar 6 jam dari sekarang, setelah Israel dan Iran menyelesaikan misi akhir mereka yang sedang berlangsung!), selama 12 jam, dan setelah itu perang akan dianggap SELESAI,” tulis Trump di media sosial.
Iran membantah
Diketahui, dalam unggahan Trump, gencatan senjata ini akan diberlakukan secara bertahap dalam 24 jam ke depan.
Tetapi, Iran segera membantah telah ada kesepakatan gencatan dengan Israel, meski mengisyaratkan bakal berhenti menggempur jika Tel Aviv juga setop menyerang.
Sebagaimana diunggahnya melalui kicauan di X, Menlu Iran Abbas Araghchi menegaskan, hingga saat ini belum ada kesepakatan terkait gencatan senjata maupun penghentian operasi militer.
“Hingga saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ apa pun mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer. Namun, jika rezim Israel menghentikan agresinya yang melanggar hukum terhadap rakyat Iran selambat-lambatnya pukul 4 pagi waktu Tehran, kami tidak berniat melanjutkan respons militer kami setelah itu,” demikian Abbas Araghchi. (P-*r/jr)