32.8 C
Jakarta
Monday, June 23, 2025

    MAGA untuk AS, MIGA untuk Iran

    Terkait

    PRIORITAS, 23/6/25 (Washington): Make America Great Again (MAGA) atau membuat Amerika lebih hebat adalah jargon utama, Donald Trump, sebelum dan setelah ia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

    Tapi kini Trump menyebutkan Make Iran Great Again (MIGA) untuk membangun kembali Iran menjadi lebih baik.

    “Tidaklah benar secara politis untuk menggunakan istilah ‘Pergantian Rezim’, tetapi jika Rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak ada pergantian Rezim??? MIGA!!!”, tulis Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah posting di Truth Social, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari ABC News, hari Senin (23/6/25).

    Pernyataan Presiden AS ini menandai dorongan perubahan rezim di Iran.

    Sejumlah media dunia menilai, Presiden Donald Trump tampaknya membuka kembali pintu, untuk mengupayakan perubahan rezim di Iran.

    Hal ini terjadi setelah presiden Iran, Ibrahim Raisi,  mengatakan Amerika Serikat harus menerima tanggapan atas agresi mereka, setelah serangan ke tiga situs nuklir utama di Fordow, Natanz dan Isfahan.

    Kecam anggota parlemen

    Pernyataan Presiden Trump ini juga berkaitan dengan kecamannya terhadap seorang anggota parlemen AS, yang mengkritik partai Republiknya sendiri di media sosial.

    Anggota kongres Kentucky, Thomas Massie, mengecam Trump atas pernyataan tajamnya yang menyambut perubahan rezim Iran.

    “Ini bukan tentang Amerika yang Utama, teman-teman,” tulis Massie.

    Trump menyebut Massie seorang pengacau berpikiran sederhana, yang membela Iran memiliki senjata nuklir tingkat tinggi demi kepentingan politik baik.

    “Sementara pada saat yang sama Iran meneriakkan “MATILAH AMERIKA” di setiap kesempatan yang mereka dapatkan,” Trump membalas dengan keras.

    Massie yang menggambarkan distriknya sebagai “Appalachiastan,” mengatakan kongres seharusnya menyetujui keputusan untuk membawa Amerika Serikat lebih dekat ke perang dengan Iran.

    “Ketika dua negara saling membom setiap hari dalam perang yang panas, dan negara ketiga ikut membom, itu adalah tindakan perang,” tulis Massie di X, setelah Trump mengumumkan pasukan AS telah menyerang situs nuklir Iran.

    Hadapi keretakan

    Trump menghadapi keretakan terbesar dengan sebagian basis pendukungnya sangat menolak perusahaan militer asing setelah kegagalan di Irak dan Afghanistan.

    Para komentator veteran dan tokoh berpengaruh dalam gerakan Trump Make American Again,  Tucker Carlson dan Steve Bannon,  telah secara tegas menentang perang.

    Teguran Presiden Trump terhadap Massie, menunjukkan pemerintah berusaha keras untuk segera meredakan perbedaan pendapat di partai Republik, yang secara tegas dikuasai Trump.

    “Iran telah membunuh dan melukai ribuan warga Amerika, dan bahkan mengambil alih Kedutaan Besar Amerika di Teheran di bawah Pemerintahan Carter,” ungkap Trump.

    Donald Trump mengatakan, telah meraih kesuksesan militer yang spektakuler dalam serangan ke Iran.

    “Mengambil “bom” langsung dari tangan mereka (dan mereka akan menggunakannya jika mereka bisa!) namun, seperti biasa, dan terlepas dari semua pujian dan sanjungan yang diterima, Anggota Kongres yang “ringan” ini menentang apa yang dicapai dengan sangat cemerlang tadi malam di Iran”, tambah trump.

    Sebagian besar politisi Republik sangat memuji keputusan Trump untuk menyerang.

    Konflik beresiko

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) baru saja menyelesaikan sesi darurat yang membahas perang di Iran.

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, memperingatkan konflik tersebut berisiko menjadi lubang pembalasan.

    Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Rusia dan Cina menyatakan keberatan keras terhadap serangan AS terhadap situs nuklir Iran.

    Tindakan AS itu dinilai semakin memperdalam keretakan hubungan kedua negara adidaya itu dengan Washington, karena sekutu mereka, Iran, dibom.

    “Sekali lagi kita diminta untuk mempercayai dongeng AS, untuk sekali lagi menimbulkan penderitaan pada jutaan orang yang tinggal di Timur Tengah,” kata duta besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini