31.8 C
Jakarta
Saturday, June 21, 2025

    Elon Musk bantu warga Iran hadapi pemadaman internet

    Terkait

    PRIORITAS, 21/6/25 (New York): Miliarder teknologi,  Elon Musk mengatakan di platform media sosialnya X ia telah mengaktifkan sistem komunikasi satelit Starlink di Iran. Hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat Iran dari pemblokiran internet.

    “Elon Musk mengaktifkan Starlink di Iran. Ini terjadi setelah Iran membatasi akses internet karena ketegangan dengan Israel”, rilis The Economictimes seperti dikutip Beritaprioritas hari Sabtu (21/6/25).

    Sampai hari kesembilan, Sabtu 21 Juni 2025, perang dengan Israel, pemerintah Iran masih memblokir internet di negara tersebut.

    Pada hari Jumat, kementerian komunikasi Iran mengumumkan “pembatasan sementara telah diberlakukan pada internet negara itu”, sebagai tanggapan atas gelombang serangan Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir.

    Kementerian tersebut menambahkan bahwa pembatasan akan diberlakukan hingga keadaan kembali normal, yang secara efektif memutus komunikasi digital bagi jutaan orang di Iran.

    Sebagai tanggapan, Elon Musk menulis di X dengan mengatakan, “Sinarnya menyala,” yang mengonfirmasi aktivasi Starlink di negara tersebut.

    Komunikasi tanpa hambatan

    Starlink menawarkan jalur komunikasi yang aman tanpa hambatan.

    Layanan ini melewati kendali pemerintah Iran selama krisis. Layanan ini dapat membantu warga Iran mengakses informasi secara bebas.

    Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk memanfaatkan ribuan satelit orbit Bumi rendah, untuk menyediakan konektivitas ke lokasi-lokasi terpencil atau tempat infrastruktur komunikasi tradisional telah dinonaktifkan.

    Menurut analis industri, diperkirakan 20.000 terminal Starlink beroperasi di Iran melalui saluran pasar gelap.

    Layanan ini dapat menjadi penyelamat bagi warga Iran untuk berkomunikasi dan mengakses informasi, selama pembatasan internet dan pemadaman listrik yang diberlakukan pemerintah.

    Komunikasi seluler ke satelit Starlink juga berfungsi, memperluas konektivitas di luar pengguna terminal.

    Taktik pemerintah Iran

    Keputusan pemerintah Iran untuk membatasi akses internet ditujukan untuk mencegah potensi kerusuhan sipil, yang mirip dengan taktik yang digunakan selama gerakan protes sebelumnya.

    Pembatasan internet juga diduga kuat karena pemerintah Iran khawatir bocornya aktivitas militer negara itu ke luar.

    Namun, adanya aktivasi Starlink dapat mempersulit upaya pemerintah Iran untuk mengendalikan arus informasi selama krisis militer yang sedang berlangsung.

    NetBlocks,  sebuah layanan yang memantau kebebasan internet, membagikan pembaruan tadi malam, yang menunjukkan penghentian internet masih terus berlanjut.

    “Pada tahap ini, kami tidak memperkirakan akses internet akan pulih dalam waktu dekat, karena pemadaman tersebut diarahkan oleh pemerintah Iran”, kata NetBlocks.

    Larangan pengambilan gambar di tempat umum Iran juga diberlakukan, dan lebih sedikit gambar kerusakan yang dibiarkan beredar.

    NetBlocks, pengawas internet yang dijalankan aktivis hak asasi manusia Inggris Alp Toker, melaporkan Iran telah offline selama lebih dari 12 jam.

    Diminta hapus WhatsApp

    Televisi pemerintah Iran telah meminta warga Iran untuk menghapus platform perpesanan WhatsApp dari ponsel mereka, dengan klaim aplikasi tersebut mengirimkan informasi pengguna ke Israel.

    WhatsApp yang dimiliki Meta, mengatakan pemerintah Iran memberikan informasi palsu sebagai alasan untuk memblokir WhatsApp pada saat warga Iran sangat membutuhkannya.

    “Semua pesan dan panggilan pribadi Anda dienkripsi secara menyeluruh sehingga kami tidak dapat melihatnya,” kata WhatsApp dalam sebuah pernyataan.

    Pihak WhatsApp menyatakan mereka tidak melacak lokasi pengguna secara pasti.

    Selain itu WhatsApp tidak menyimpan catatan pesan pribadi yang dikirim orang lain.

    “Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” katanya.

    Internet di Iran memang sudah sangat disensor dan pihak berwenang sebelumnya telah mematikan akses internet untuk menekan perbedaan pendapat.

    Pada tahun 2022 setelah kematian Mahsa Amini yang memicu protes hak-hak perempuan anti-rezim, pejabat Iran memblokir akses ke WhatsApp hingga akhir tahun 2024.

    Takut serangan siber Israel

    Pihak berwenang Iran telah memberlakukan penutupan internet di seluruh negara, dengan alasan dugaan “penyalahgunaan” jaringan oleh Israel untuk tujuan militer.

    “Tindakan tersebut terus menghalangi akses warga terhadap informasi di saat kritis,” kata NetBlocks.

    Sejak Israel pertama kali menyerang Iran Jumat lalu, otoritas Iran secara berkala memberlakukan pembatasan sebagian pada akses internet bagi sekitar 90 juta penduduk negara itu.

    Bahkan ketika banyak warga berupaya meninggalkan rumah mereka ke lokasi yang lebih aman, jalur internet terputus.

    Ali Vaez, direktur proyek Iran pada lembaga pemikir Crisis Group yang berpusat di Washington, mengatakan tidak jelas mengapa otoritas Iran memblokir internet.

    “Salah satu kemungkinan alasannya adalah kekhawatiran mereka terhadap serangan siber Israel yang dapat menyadap informasi sensitif atau melumpuhkan sebagian infrastruktur penting di negara tersebut,” katanya.

    Tetapi, Dr. Vaez, menduga mungkin juga ada kerusakan pada beberapa infrastruktur yang menyediakan internet.

    “Rezim mungkin juga berpotensi tertarik untuk mencoba mencegah komunikasi, karena takut hal itu akan memungkinkan mobilisasi dari dalam negeri sebagai semacam pemberontakan rakyat atau pemberontakan yang dipimpin asing terhadap rezim”, jelasnya.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berbicara tentang perlunya perubahan rezim di Teheran.

    Berbicara setelah serangan pertama terhadap Iran minggu lalu, ia berkata, kepada rakyat Iran, “Ketika kita mencapai tujuan kita, kita juga membuka jalan bagi Anda untuk meraih kebebasan”. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini