26.1 C
Jakarta
Thursday, June 19, 2025

    Psikolog ungkap banyak anak belum siap komunikasi di kelas

    Terkait

    PRIORITAS, 19/6/25 (Jakarta): Tangis, bingung minta izin ke toilet, hingga tidak bisa memakai sepatu sendiri menjadi pemandangan umum di hari pertama sekolah dasar (SD). Banyak orang tua tak menyadari, kesiapan masuk sekolah bukan hanya soal usia, melainkan kesiapan sosial dan emosional anak.

    Psikolog anak dan remaja Michelle Brigitta Shanny menegaskan, kemampuan dasar seperti mandiri, berkomunikasi, hingga mengelola emosi harus dibentuk sebelum anak masuk ke lingkungan akademik yang lebih kompleks.

    “Apalagi udah mulai masuk SD yang di mana guru itu kan udah enggak cuman perhatiin satu anak aja ya tapi banyak anak dalam satu kelas,” kata Michelle, dikutip Kamis (19/6/25).

    Selain rutinitas, Michelle menekankan pentingnya anak mandiri secara fisik dan emosional. Anak harus mampu makan sendiri, meminta bantuan dengan sopan, serta mengurus keperluan pribadinya tanpa harus menunggu instruksi terus-menerus dari orang dewasa.

    “Kadang masih ada anak yang cuma nunjuk atau nangis kalau butuh sesuatu. Nah ini jadi tantangan besar saat mereka mulai sekolah formal,” jelas Michelle, melansir Antara.

    Anak harus siap sosial

    Di luar kemampuan teknis, Michelle menyebutkan, anak wajib memiliki keterampilan sosial dasar. Anak harus bisa bergiliran saat bermain, menyelesaikan konflik ringan tanpa kekerasan, dan menyapa teman sebaya tanpa rasa takut.

    “Apakah dia langsung nangis, langsung marah besar atau langsung nyerang temennya secara agresif ketika ada hal yang nggak sesuai dengan keinginan dia, nah diharapkan dia udah bisa belajar menyampaikan perasaan, emosi, kebutuhan, keinginannya itu dengan kata-kata bukan lagi dengan agresivitas,” bebernya.

    Tak berhenti di situ, Michelle juga menyoroti pentingnya kemampuan komunikasi yang fungsional. Anak harus bisa menangkap instruksi (reseptif) dan menyampaikan kebutuhan (ekspresif) secara jelas agar dapat mengikuti kegiatan belajar dengan lancar.

    Kemampuan ini mendukung anak menjawab pertanyaan guru, meminta tolong secara verbal, dan membangun percakapan dua arah. Tanpa keterampilan tersebut, anak cenderung menarik diri atau menunjukkan perilaku bermasalah.

    “Dengan kemampuan ini, anak diharapkan bisa berinteraksi secara fungsional dan aktif terlibat dalam proses belajar,” ucap Michelle.

    Dalam praktiknya, Michelle kerap menjumpai anak-anak yang secara usia sudah cukup, tapi secara emosional belum siap. Anak-anak seperti ini kerap kali menunjukkan kecemasan, keengganan berinteraksi, atau bahkan agresif saat berada di kelas.

    Situasi itu tak hanya menghambat perkembangan mereka sendiri, tetapi juga memengaruhi dinamika kelas. Michelle mengingatkan, kesiapan emosi dan sosial bisa dilatih lebih awal melalui kebiasaan sehari-hari di rumah.

    “Yang penting bukan cepat sekolah, tapi siap sekolah,” tegas Michelle. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini