PRIORITAS, 18/6/25 (Jakarta): Pemerintah Indonesia memperluas peluang kerja migran ke Belanda seiring meningkatnya kebutuhan tenaga asing di negara tersebut. Kebijakan ini didorong oleh krisis demografi yang mengganggu produktivitas nasional Belanda.
“Jadi, malam ini saya ketemu dengan Dubes Indonesia untuk Belanda, Pak Mayerfas, untuk membicarakan potensi pekerjaan migran yang ada di Belanda,” ungkap Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.
Kini, sekitar 2 juta warga negara Indonesia (WNI) tinggal di Belanda. Namun demikian, sebagian besar belum terdaftar sebagai tenaga kerja migran formal.
Di sisi lain, masyarakat Belanda mengalami penuaan (aging society). Jumlah penduduk lanjut usia melampaui usia produktif, sehingga negara tersebut membutuhkan dukungan tenaga kerja migran dari luar negeri.
“Kita sudah bicara dengan Pak Dubes untuk beberapa sektor yang bisa kita isi, baik itu sektor kesehatan, hospitality, pekerjaan konstruksi, bahkan perkebunan dan juga high skill seperti IT,” ujar Karding, dilansir dari situs BP2MI.
Peluang kerja cukup strategis
Lebih lanjut, ia menyampaikan gaji tenaga kerja di Belanda relatif tinggi. Oleh karena itu, peluang kerja ini dianggap strategis bagi pekerja Indonesia.
“Yang menarik, di Belanda ini mereka mengalami aging (society), dan gajinya tinggi. Gajinya bisa sampai minimal Rp40 juta sampai Rp80 juta, terutama di pekerjaan konstruksi, caregiver, dan perawat,” imbuhnya.
Seiring dengan peluang tersebut, pemerintah merancang pelatihan cepat berbasis sektor. Target utamanya mencakup pekerja bersertifikasi dengan keahlian tertentu.
Pentingnya keselarasan
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas menegaskan pentingnya keselarasan antara potensi dalam negeri dan permintaan tenaga asing di lapangan.
“Kita perlu berupaya meningkatkan masuknya pekerja migran kita ke Belanda, khususnya ke Eropa. Potensi kita ada dan peluang di sana ada. Bagaimana potensi yang kita punya dengan peluang bisa kita sinkronkan, sehingga semua potensi ini bisa direalisasikan untuk memanfaatkan peluang yang ada di sana yang terus berkembang,” kata Dubes Mayerfas.
Menurutnya, sektor perawatan lansia, klinik, restoran, dan kelautan sedang berkembang pesat di Belanda. Karena itu, ia mendorong peningkatan kehadiran tenaga kerja Indonesia di sektor-sektor tersebut.
“Pak Menteri juga memberikan arahan yang jelas tentang siapa saja yang masuk kategori tenaga kerja Indonesia, dan penting agar mereka terdaftar dan terlindungi,” tutur Mayerfas.
Sebagai langkah lanjutan, KBRI Belanda akan berkoordinasi dengan KP2MI untuk memastikan proses rekrutmen berjalan legal dan aman. (P-Khalied Malvino)