PRIORITAS, 15/6/25 (Minahasa Utara, Sulut): Tiga petarung cabang olahraga beladiri hapkido asal Sulawesi Utara (Sulut), Karin Tanwijaya, Kezia Umboh, dan Andre Waturandang menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia dalam kejuaraan hapkido, 2nd South East Asia Hapkido Championship 2025, Sabtu (14/6/2025), di Student Center Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Berdasarkan info yang diterima Beritaprioritas pada Minggu (15/6/25) malam tadi, Karin menumbangkan petarung sesama atlet Indonesia, Cut Dini Rizka, peraih emas PON XXI Aceh/Sumatera Utara. Sementara Kezia tampil superior, melibas atlet Malaysia dengan skor telak 23–3. Kemudian, mengalahkan Thailand 26–16. Andre, usai duel ketat melawan atlet Thailand (15–14), lalu menghancurkan petarung Kamboja dengan skor telak 17–1.

Kejuaraan dibuka Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman, pada 14 Juni 2025 melalui pemukulan gong secara simbolis.
Ajang 2nd South East Asia Hapkido Championship 2025 ini, diikuti 440 peserta dari Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, Kamboja, Thailand, Filipina, Vietnam, Korea, Jepang, Hong Kong, India hingga Meksiko.
Menariknya, dua atlet ” Petarung” Hapkido Sulut itu yakni Andreas Waturandang dan Kezia Umboh berasal dan berdomisili di Kabupaten Minahasa Utara.

Diketahui, Andreas Elia Waturandang, Kategori Daeryun (Bertarung) berhasil meraih emas setelah di final mengalahkan atlet Thailand dan Kamboja. Sementara Kezia Umboh yang ikut kategori Daeryun (Petarung) meraih emas setelah mengalahkan atlet Malaysia dan Thailand di final.
Sementara, Gracia Karin Tanwijaya mengalahkan dua atlet nasional lainnya, peraih Emas di PON 2024 U46 kg dari Yogyakarta dan Medali Emas PON 2024 U51kg dari Jawa Tengah.

Joune Ganda bangga
Pembina Hapkido Sulut, Joune Ganda, bangga dan bersyukur atas prestasi yang kembali ditorehkan atlet hapkido pada kejuaran Internasional itu. ”Selamat dan sukses, kepada ketiga atlet hapkido yang telah membanggakan Indonesia, asal Sulawesi Utara dan Minahasa Utara,” ucap Bupati Minut itu.
Ia berharap prestasi ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi para atlet hapkido bahkan atlet cabang olahraga lainnya untuk berprestasi sampai ke tingkat dunia.
Hal senada di katakan Ketua Hapkido Minut Johanes Katuuk. Menurutnya, kedua petarung asal Minut merupakan atlet terbaik yang kini dimiliki oleh Hapkido Sulut, di mana keduanya telah banyak menyumbangkan medali bagi Indonesia pada kejuaran dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara serta kebanggaan bagi Hapkido Sulut.
Atas nama atlet dan pelatih serta pengurus Hapkido Minut menyampaikan selamat dan sukses kepada Andreas dan Kezia serta Gracia atas prestasi yang berhasil diraih,” tandas Obe, panggilan akrab Kepala BKPSDM Minut itu.
Berkat prestasi internasional yang diraih, ketiga atlet Hapkido Sulut mengucapkan syukur kepada Tuhan serta berterima kasih kepada Gubernur Sulut, Bupati Minut selaku pembina Hapkido di Sulut, Ketua Hapkido Sulut, Ketua Hapkido Minut, para pelatih, serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu, moril maupun materil.
”Saya dan Kezia menyampaikan terima kasih kepada Pak Joune Ganda selaku pembina Hapkido Sulut yang sangat mensuport kami termasuk menginzinkan kompleks JG Center digunakan sebagai tempat latihan, dan bentuk dukungan lainnya,” tutur Andre, anggota polisi Polres Bitung yang sudah dua kali mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di kejuaran Hapkido tingkat Asia Tenggara.
Di Indonesia, cabang olahraga beladiri hapkido yang berasal dari Korea Selatan, mulai dipertandingkan secara resmi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara pada 2024. Sebelumnya, hapkido pernah dipertandingkan sebagai cabang eksibisi pada PON XX di Papua. (BP-Rudy Prantjis)