PRIORITAS, 11/6/25 (Tanjungpinang): Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad menegaskan pentingnya mengantisipasi dampak sosial dan ekonomi sejak awal dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Estuari Dam Teluk Bintan dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Hal ini disampaikan dalam rapat pemaparan proyek oleh konsorsium PT Tamaris Hydro dan PT Moya Indonesia, di Kantor Gubernur Kepri, Dompak. “Karena pelaksanaannya di daerah, tentu ada urusan sosial, lingkungan, dan lahan. Untuk itu, Pemprov akan bentuk tim kecil untuk mendampingi proyek ini,” tegas Ansar dalam keterangannya diterima Rabu (11/6/25).
Vice President PT Moya Indonesia, Daud, menjelaskan proyek akan berlokasi di Teluk Bintan, dengan jaringan transmisi menyasar hingga Pulau Bintan dan Batam. Proyek ini dirancang menanggulangi potensi krisis air baku pada tahun 2029.
Ruang lingkup proyek meliputi pembangunan Estuari Dam dan reservoir terintegrasi dengan jalan, pembangunan unit air baku dan produksi air bersih, dan jaringan distribusi terpadu. “Skema jangka panjang yang melibatkan masyarakat perlu dikaji agar dampak positif proyek benar-benar dirasakan,” kata Ansar.
Ansar juga menginstruksikan dukungan penuh terhadap proyek ini, termasuk pengakomodasian dalam RTRW Provinsi, integrasi dalam RISPAM, serta percepatan kajian sosial-ekonomi dan penetapan lokasi.
“Yang paling penting adalah sosialisasi ke masyarakat. Proyek ini akan berdampak besar terhadap ketahanan air, penciptaan lapangan kerja, peningkatan PAD, dan PDRB Kepri,” pungkasnya.(P-Jeff K)