34.1 C
Jakarta
Sunday, July 27, 2025

    Protes meletus usai operasi imigrasi besar-besaran di AS

    Terkait

    PRIORITAS, 8/6/25 (Los Angeles): Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengerahkan 2.000 pasukan National Guard ke Los Angeles (LA), California, menyusul protes dan bentrokan yang berlangsung selama dua hari akibat operasi penegakan imigrasi.

    “Presiden Trump mengerahkan National Guard untuk mengatasi anarki yang telah berkembang di kota ini,” ungkap juru bicara Gedung Putih dalam pernyataan resminya, dikutip dari Aljazeera, Minggu (8/6/25).

    Pasukan National Guard tersebut dikerahkan untuk menanggapi gelombang kerusuhan yang muncul setelah operasi penangkapan imigran ilegal oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE).

    Petugas keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa di wilayah Paramount, yang melempari petugas dengan batu dan botol. Beberapa kendaraan bahkan dibakar oleh massa yang memprotes tindakan ICE.

    National Guard dikerahkan

    Gubernur California, Gavin Newsom, menilai keputusan Trump sebagai provokasi. “Pengiriman National Guard bukan karena kurangnya penegak hukum, melainkan untuk menciptakan tontonan,” ujarnya melalui akun X.

    Protes berlanjut sejak Jumat (6/6/25) malam waktu setempat, saat ICE melakukan penangkapan di beberapa lokasi dan menangkap sedikitnya 44 orang yang diduga melanggar aturan imigrasi. Massa berkumpul di pusat penahanan federal dengan seruan “Bebaskan mereka, biarkan mereka tinggal!”

    “Operasi ini penting untuk menghentikan invasi kriminal ilegal ke AS,” tegas Gedung Putih, merujuk pada penggerebekan ICE di Los Angeles.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Pete Hegseth memperingatkan kesiapan Pentagon mengerahkan pasukan aktif jika kekerasan terus berlanjut. “Marinir di Camp Pendleton dalam status siaga tinggi,” ujarnya.

    Langkah kontroversial

    Langkah Trump menimbulkan pertanyaan hukum karena mengaktifkan National Guard tanpa izin gubernur, menggunakan kewenangan federal di bawah Title 10.

    “Biasanya, federal hanya mengerahkan pasukan dengan undangan gubernur. Langkah ini belum pernah terjadi sejak 1992,” kata pengacara Hak Asasi Manusia (HAM) Robert Patillo.

    Ia memperingatkan risiko penggunaan tentara sebagai aparat penegak hukum dan potensi pelanggaran kebebasan berbicara. “Ini ancaman serius terhadap norma konstitusional AS,” tegasnya.

    Kebijakan deportasi masif Presiden Trump menargetkan penangkapan 3.000 migran ilegal per hari, termasuk warga dengan izin tinggal yang sah. “Los Angeles adalah kota dengan populasi imigran Latino terbesar kedua AS, sehingga ketegangan ini memang tak terelakkan,” kata reporter Aljazeera, Phil Lavelle dari Compton.

    ICE mengonfirmasi akan melanjutkan operasi serupa di kota-kota lain, yang berpotensi memicu kerusuhan baru. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini