Mokwa, Nigeria, setelah banjir(NBC News).
PRIORITAS, 2/6/25 (Nigeria/Abuja): Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat di kota pasar Mokwa, negara bagian Niger, Nigeria, meningkat menjadi sedikitnya 200 orang pada Minggu, menurut pejabat setempat.
Hujan deras sejak dini hari Kamis memicu banjir besar di Mokwa, sekitar 380 kilometer dari Abuja. Kota ini menjadi pusat perdagangan dan transportasi penting, tempat petani dari wilayah utara menjual hasil panen seperti kacang dan bawang kepada pedagang dari selatan.
Wakil ketua pemerintah daerah Mokwa, Musa Kimboku, mengonfirmasi angka korban tewas terbaru kepada Associated Press. Ia menyebut upaya penyelamatan telah dihentikan karena pihak berwenang tidak lagi menemukan tanda-tanda adanya korban selamat.
Untuk mencegah penyebaran penyakit, petugas saat ini sedang mengevakuasi jenazah yang tertimbun reruntuhan, tambahnya.
Juru bicara layanan darurat negara bagian Niger, Ibrahim Audu Husseini, mengatakan pada Sabtu, 11 orang luka-luka dan lebih dari 3.000 lainnya kehilangan tempat tinggal. Sedikitnya 500 rumah di tiga komunitas terdampak oleh banjir besar yang terjadi dalam waktu sekitar lima jam. Ketinggian air membuat atap rumah nyaris tak terlihat, sementara warga yang selamat berjuang menyelamatkan diri dan membantu orang lain.
Husseini juga menyebut dua jalan dan dua jembatan rusak parah akibat banjir.
Dalam pernyataan Jumat malam, Presiden Bola Tinubu menyampaikan belasungkawa dan telah memerintahkan respons darurat guna membantu para korban serta mempercepat proses pemulihan seperti dilansir oleh NBC News.
Banjir kerap terjadi saat musim hujan di Nigeria. Wilayah utara mengalami kekeringan panjang yang diperparah oleh perubahan iklim dan curah hujan berlebih yang menyebabkan banjir parah selama musim hujan singkat. Namun, banjir kali ini sangat mematikan di Mokwa, daerah pertanian dekat Sungai Niger.
Pemimpin komunitas Mokwa, Aliki Musa, menyebut warga tidak terbiasa menghadapi banjir sebesar ini.
Ketua pemerintahan daerah Mokwa, Jibril Muregi, mengatakan kepada situs berita Premium Times pembangunan pengendali banjir sudah sangat mendesak. (P-Gio R)