PRIORITAS, 21/5/25 (New Delhi): Penyakit akibat virus Covid-19 strain Omicron JN.1 kini memicu peningkatan infeksi baru di seluruh kawasan Asia. Meski tingkat kematian masih jauh dibandingkan tahun 2019 lalu, tetapi angka infeksi telah mencapai puluhan ribu orang.
Covid subvarian Omicron ini memang telah menjadi strain global yang dominan. Negara-negara di Asia mengalami lonjakan yang lebih tajam. Gelombang baru terjadi di wilayah padat penduduk seperti Singapura, Hong Kong, China, dan Thailand.
Singapura telah menaikkan tingkat kewaspadaannya karena kasus Covid-19 terus meningkat, dengan perkiraan 14.200 infeksi dilaporkan dalam minggu yang berakhir pada 3 Mei 2025, media Money Control melaporkan.
Jumlah itu naik dari 11.100 kasus pada minggu sebelumnya, sehingga rawat inap harian juga melonjak sekitar 30 persen, yang memicu kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan.
Rata-rata rawat inap harian meningkat dari 102 menjadi 133.
Di Singapura, lonjakan tajam kasus disebabkan subvarian JN.1 yang merupakan turunan dari strain Omicron BA.2.86.
Namun otoritas kesehatan Singapura juga telah menghubungkan lonjakan infeksi baru-baru ini dengan varian LF.7 dan NB.1.8 — keduanya merupakan cabang dari sub-garis keturunan JN.1 dari strain Omicron.
Sebanyak 31 orang meninggal
Di Hong Kong, para pejabat telah memperingatkan virus tersebut telah mencapai tingkat yang “cukup tinggi”.
Kepala Cabang Penyakit Menular di Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, Albert Au, mencatat tingkat positif dalam sampel pernapasan, kini menjadi yang tertinggi dalam setahun.
Minggu yang berakhir pada 3 Mei 2025 mencatat 81 kasus parah dengan 31 kematian terkait Covid itu, termasuk jumlah korban mingguan tertinggi dalam setahun, bersamaan dengan lonjakan kasus parah. Hampir semuanya terjadi pada orang lanjut usia.
“Covid-19 menjadi lebih aktif pada pertengahan April tahun ini (sekitar empat minggu lalu)”, kata Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Rabu (21/5/25).
Saran pakai masker
India juga mencatat jumlah kasus aktif tertinggi dalam setahun dan meningkatkan pengawasan, meskipun sebagian besar infeksi saat ini tergolong ringan. Hingga 19 Mei 2025 ini, India melaporkan 257 kasus Covid-19 aktif.
Menurut kementerian kesehatan sebagian besar kasus ini terdeteksi di negara bagian selatan Kerala, Maharashtra, dan Tamil Nadu.
Pejabat kesehatan menyatakan tidak ada alasan untuk khawatir. Sebuah pertemuan yang melibatkan para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional dan Dewan Riset Medis India, menyimpulkan situasi masih “terkendali”.
Otoritas kesehatan India belum memberlakukan pembatasan baru, tetapi mengimbau warga untuk tetap berhati-hati.
Rekomendasi tersebut mencakup penggunaan masker di area ramai, menjaga kebersihan tangan, dan vaksinasi tepat waktu.
Turunan Omicron
Varian Covid terbaru yang terus meningkat di Australia khususnya di negara bagian New South Wales adalah strain LP.8.1.
Sepanjang tahun 2024, telah tercatat hampir 45.000 kasus baru di Australia, sementara sekitar 260 orang saat ini dirawat di rumah sakit karena virus tersebut.
Karena banyak orang tidak lagi melakukan tes atau melaporkan infeksi mereka, jumlah kasus sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
LP.8.1 pertama kali terdeteksi pada bulan Juli 2024. Varian ini merupakan turunan Omicron, khususnya KP.1.1.3, yang merupakan turunan JN.1.
Secara spesifik, LP.8.1 mengalami mutasi di enam lokasi pada protein lonjakannya, protein yang memungkinkan SARS-CoV-2 menempel pada sel kita.
Cepat menular
Covid varian JN.1 merupakan sub-garis keturunan dari varian Omicron, khususnya turunan dari galur BA.2.86 (Pirola), yang dikenal memiliki jumlah mutasi yang luar biasa tinggi.
Varian JN.1 pertama kali terdeteksi di AS pada bulan Agustus 2023 dan diklasifikasikan WHO sebagai Variant of Interest pada bulan Desember.
Sejak saat itu, varian ini menjadi strain yang paling umum menyebar di dunia.
Menurut ringkasan WHO pada bulan April 2024, JN.1 mencakup hampir 94 persen kasus Covid-19 yang diurutkan di seluruh dunia, yang telah menyebar ke lebih dari 120 negara.
Varian ini terkenal karena mutasinya yang luas –sekitar 30– pada protein lonjakan atau bagian virus yang mengikat sel manusia.
Mutasi ini dapat memberi virus keunggulan dalam hal penularan yang sangat cepat dan dapat lolos dari sistem kekebalan tubuh.
Ini berarti virus dapat menyebar lebih mudah dan berpotensi menghindari antibodi, yang dihasilkan vaksin atau infeksi sebelumnya.
“JN.1 telah memperoleh kemampuan untuk menular secara efisien melalui satu atau dua mutasi tambahan,” menurut Johns Hopkins Medicine.
Tanda gejala JN.1
Meskipun penyebarannya cepat, WHO menilai risiko kesehatan parah ke masyarakat global yang ditimbulkan JN.1 masih tergolong rendah.
“Bukti yang tersedia pada JN.1 tidak menunjukkan risiko kesehatan masyarakat tambahan dibandingkan dengan garis keturunan Omicron lain yang beredar saat ini,” kata WHO.
Kekebalan tingkat populasi, yang diperkuat vaksin termasuk vaksin penguat XBB.1.5, diharapkan tetap efektif terhadap penyakit yang bergejala dan parah akibat JN.1.
Tanda-tanda gejala Covid JN.1 menyerupai jenis Covid-19 sebelumnya, umumnya meliputi sakit tenggorokan, demam, batuk kering, kelelahan, hidung tersumbat atau pilek, sakit kepala, nyeri otot, dan kehilangan indra perasa atau penciuman.
Orang lansia rentan
Meskipun tingkat rawat inap tidak meningkat drastis, tetapi virus Covid JN.1 ini mudah menyerang orang dewasa lebih tua atau lanjut usia (lansia) yang rentan.
Selain itu, virus Covid juga gampang menjangkiti orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tetap, sehingga sangat rentan terhadap komplikasi.
Beberapa laporan, menunjukkan varian tersebut mungkin lebih mungkin menyebabkan masalah konjungtivitis, gastrointestinal, khususnya diare.
Tiga jenis vaksin utama terus menawarkan perlindungan terhadap Covid-19 yakni vaksin messenger RNA (mRNA) bivalen dan monovalen yang memerintahkan sel untuk menghasilkan protein lonjakan memicu respons imun.
Vaksin itu seperti dari Pfizer-BioNTech dan Moderna, masih menawarkan perlindungan terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh JN.1
Kemudian vaksin vektor virus, yang menggunakan virus yang tidak berbahaya untuk menyampaikan kode genetik antigen.
Selain itu bisa digunakan vaksin subunit protein, yang mengandung potongan virus yang dimurnikan untuk merangsang produksi antibodi. (P-Jeffry W)