30.2 C
Jakarta
Sunday, August 24, 2025

    Pangkas lemak dan tekan risiko diabetes: Itu keajaiban kopi

    Terkait

    PRIORITAS, 14/5/25 (Jakarta): Kadar kafein dalam darah Anda dapat memengaruhi jumlah lemak tubuh, demikian sebuah hasil studi. Selanjutnya, hal ini dapat mengurangi potensi terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

    Ilustrasi secangkir kopi. (Dok/Freepik)

    Sebagaimana studi yang dipublikasikan pada Maret 2023 di BMJ Medicine tersebut, menggunakan penanda genetik untuk menetapkan hubungan yang lebih pasti antara kadar kafein, Indeks Massa Tubuh (BMI), dan risiko diabetes tipe 2.

    Dilaporkan, tim peneliti dari Karolinska Institute di Swedia, University of Bristol di Inggris, dan Imperial College London di Inggris, mengatakan, minuman berkafein bebas kalori dapat dieksplorasi sebagai cara potensial untuk membantu mengurangi kadar lemak tubuh.

    “Konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi yang diprediksi secara genetik dikaitkan dengan BMI yang lebih rendah dan massa lemak seluruh tubuh,” demikian ditulis para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan pada Maret 2023, seperti dikutip Science Alert.

    “Lebih jauh, konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi yang diprediksi secara genetik dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Sekitar setengah dari efek kafein pada risiko diabetes tipe 2 diperkirakan dimediasi melalui penurunan BMI.”

    Penelitian melibatkan 10.000 orang

    Disebutkan pula, penelitian ini melibatkan data dari kurang dari 10.000 orang dimana dikumpulkan dari basis data genetik yang ada. Yakni dengan fokus pada variasi pada atau di dekat gen tertentu yang diketahui terkait dengan kecepatan penguraian kafein.

    “Secara umum, mereka yang memiliki variasi yang memengaruhi gen – yaitu CYP1A2 dan gen yang mengaturnya, yang disebut AHR – cenderung mengurai kafein lebih lambat, sehingga memungkinkannya bertahan dalam darah lebih lama. Namun, mereka juga cenderung minum lebih sedikit kafein secara umum”, ungkap studi itu.

    Diketahui, pendekatan yang disebut pengacakan Mendel digunakan untuk menentukan kemungkinan hubungan kausal antara keberadaan variasi, penyakit seperti diabetes, massa tubuh, dan faktor gaya hidup.

    “Meskipun ada hubungan yang signifikan antara kadar kafein, BMI, dan risiko diabetes tipe 2, tidak ada hubungan muncul antara jumlah kafein dalam darah dan penyakit kardiovaskular termasuk fibrilasi atrium, gagal jantung, dan stroke,” demikian studi tersebut.

    Disebutkan pula, penelitian sebelumnya telah mengaitkan peningkatan konsumsi kafein yang sedang dan relatif dengan kesehatan jantung. Yakni yang lebih baik dan BMI lebih rendah.

    Kemudian, penelitian ini menambahkan lebih banyak detail pada efek kopi pada tubuh.

    “Uji coba jangka pendek dan kecil telah menunjukkan bahwa asupan kafein menghasilkan penurunan berat badan dan massa lemak, tetapi efek jangka panjang dari asupan kafein tidak diketahui,” begitu para peneliti menjelaskan.

    “Mengingat asupan kafein yang luas di seluruh dunia, bahkan efek metaboliknya yang kecil dapat memiliki implikasi kesehatan yang penting.”

    Selanjutnya, tim tersebut berpendapat, hubungan yang ditunjukkan di sini dapat disebabkan oleh cara kafein meningkatkan termogenesis (produksi panas) dan oksidasi lemak (mengubah lemak menjadi energi) dalam tubuh, dimana keduanya berperan penting dalam metabolisme secara keseluruhan. (P-*r/me)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini