33.8 C
Jakarta
Sunday, August 3, 2025

    Sandera AS-Israel yang dibebaskan militan Hamas alami penyiksaan di dalam terowongan

    Terkait

    PRIORITAS, 13/5/25 (Tel Aviv): Sandera pria berkebangsaan ganda AS-Israel, Edan Alexander (21 tahun), yang baru dibebaskan militan Hamas, harus mendapatkan perawatan di rumah sakit Sourasky di Tel Aviv, Israel, karena mengalami berbagai penyiksaan selama ditawan di dalam terowongan bawah tanah.

    Menurut seorang pejabat Palang Merah Internasional, meskipun sudah bebas, Alexander mengalami gangguan kondisi kesehatan serius, karena militan Hamas menyiksanya selama berminggu-minggu.

    Ia juga dikurung seperti hewan di dalam kandang besi di terowongan selama 584 hari atau satu tahun tujuh bulan lebih dan hanya mendapat jatah makanan satu atau dua hari sekali.

    “Kondisi fisik Alexander buruk, tetapi dia tetap coba tersenyum. Padahal dia memerlukan bantuan untuk masuk ke mobil”, ungkap seorang pejabat Palang Merah Internasional, kepada Channel 12 News, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Times of Israel, hari Selasa (13/5/25).

    Alexander tampaknya ditahan di terowongan sedalam puluhan meter di bawah tanah, di Jalur Gaza selatan, bersama sandera lainnya.

    “Militan Hamas menyiksa saya dengan kejam selama berminggu-minggu dan mengurung di dalam sangkar dalam waktu lama, dengan tangan dan kaki terikat”, kata Edan Alexander kepada tentara Israel yang menerimanya di Jalur Gaza, demikian laporan lembaga penyiaran publik Kan.

    Diserahkan ke Palang Merah

    Militan Hamas menyerahkan Alexander kepada pejabat Palang Merah di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, sekitar pukul 18.10 Senin malam waktu setempat, tanpa menggelar upacara propaganda, seperti pembebasan sandera sebelumnya.

    Pada foto pertama yang diambil setelah pembebasannya, Alexander terlihat coba berdiri tanpa bantuan, tetapi diapit seorang pekerja Palang Merah dan tiga teroris Hamas bersenjata serta bertopeng.

    Dia mengenakan topi bisbol dan kaus hitam, berbeda dengan seragam tentara tiruan yang harus dikenakan tentara sandera lainnya.

    Setelah berada di tangan Palang Merah, ia diserahkan kepada pasukan khusus militer Israael (IDF) yang ditempatkan di daerah Jalur Gaza tersebut.

    Kemudian mereka membawanya kembali melintasi perbatasan ke sebuah fasilitas di pangkalan militer Re’im di Israel, tempat orang tuanya menunggunya.

    Edan Alexander yang juga berstatus Sersan Staf pasukan Golani Israel, bertemu kembali dengan keluarganya di pangkalan IDF, 12 Mei 2025 malam.

    Sandera AS terakhir

    Alexander tercatat sebagai sandera terakhir berkewarganegaraan Amerika yang masih hidup.

    Kelompok teror Hamas masih menahan jenazah empat warga negara AS lainnya masing-masing Itay Chen, Gadi Haggai, Judi Weinstein Haggai dan Omer Neutra. Negosiasi untuk pemulangan mereka masih terus berlanjut.

    Alexander dibebaskan setelah perundingan langsung antara AS dan Hamas di Qatar, yang bertujuan untuk mengamankan pembebasannya.

    Negosiasi tersebut mengesampingkan pejabat Israel, yang baru diberi tahu setelah kesepakatan tercapai.

    Ia terlihat memeluk orang tuanya yang berlinang air mata, ibunya Yael dan ayahnya Adi, serta saudara-saudaranya, yang telah lama menunggu.

    “Lihat betapa besarnya anak ini!,” teriak Edan Alexander sambil memeluk adik laki-lakinya.

    Ibu dan ayahnya sengaja terbang langsung dari AS ke Israel, agar dapat tiba tepat waktu untuk pembebasan putranya.

    Dalam perjalanannya ke rumah sakit dengan helikopter dari pangkalan Re’im, Alexander berpose sambil memegang tanda yang bertuliskan: “Terima kasih Presiden Trump! Rakyat Israel hidup! Ayo Golani 51,” merujuk pada batalion angkatan daratnya.

    Tersisa 23 sandera hidup

    Alexander, lahir di New Jersey Amerika Serikat, dan bertugas di Brigade Golani IDF saat ia diculik.

    Militan Hamas menculiknya dari markasnya di dekat komunitas perbatasan Gaza di Nirim, yang dikenal sebagai pos Gedung Putih, saat terjadi serangan pada 7 Oktober 2023.

    Pada saat itu militan Hamas menyandera 19 tentara pria dan tujuh tentara pengintai wanita. Yang terakhir semuanya telah dikembalikan ke Israel.

    Lima dibebaskan berdasarkan kesepakatan dengan militan Hamas, satu diselamatkan dan satu jenazah ditemukan pasukan Israel.

    Hingga kini masih terdapat 58 sandera yang ditawan militan Hamas di berbagai terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.

    Sebanyak 23 masih hidup, sedangkan 35 lainnya diperkirakan sudah tewas akibat mengalami penyiksaan atau sengaja dibunuh militan Hamas.

    Dalam sebuah pernyataan, Forum Sandera dan Keluarga Hilang di Israel bersukacita atas pembebasan Alexander, namun mereka menyuarakan pembebasan sandera lain yang masih ditawan militan Hamas.

    “Pembebasan Edan adalah mercusuar cahaya dan harapan, tetapi juga pengingat yang kuat bahwa 58 pria dan wanita masih ditawan di Gaza. Kita tidak boleh meninggalkan seorang pun sandera,” bunyi pernyataan itu. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini