PRIORITAS, 24/4/25 (Tepi Barat): Ketua Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyebut militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza adalah anak anjing. Ia menyebut kelompok teror ini telah lama menyebabkan warga Palestina menderita.
“Kembalikan sandera, dasar anak anjing, akhiri perang,” kecam Abbas terhadap militan Hamas, ketika berpidato di Tepi Barat, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Kamis (24/4/25).
Abbas menuduh kelompok militan Hamas telah bertindak salah, sehingga memberikan alasan kepada Israel untuk menghancurkan daerah kantong Jalur Gaza itu dan mulai mengusir penduduknya.
Ia mengatakan militan Hamas harus menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina, dan segera mundur dari kekuasaan di Gaza untuk mengakhiri perang dengan Israel.
Mahmoud Abbas meminta Hamas untuk menyerahkan semua sandera Israel yang ditahan di Gaza. “Kita menghadapi bahaya besar, yang dapat menyebabkan bencana baru – Nakba,” kata dia dalam pidatonya.
Abbas mengklaim sejak militan Hamas mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007, telah memberi Israel alasan untuk menghancurkan wilayah tersebut. “2.165 keluarga musnah sepenuhnya. Lebih dari dua pertiga rumah hancur dalam perang”, paparnya.
Perang harus berakhir
Abbas yang juga Presiden Palestina itu mengatakan perang di Jalur Gaza harus diakhiri. “Setiap hari ada kematian. Mengapa? Karena mereka (Hamas) menolak menyerahkan sandera Amerika. Dasar bajingan, kembalikan sandera dan akhiri perang ini,” kata Abbas dengan nada emosi.
Sandera Amerika, Edan Alexander, yang diminta Israel untuk dibebaskan dalam proposal baru-baru ini, namun ditolak militan Hamas.
“Hai kalian anak-anak anjing, serahkan apa yang kalian miliki dan keluarkan kami dari cobaan ini,” teriaknya, melontarkan hinaan kasar dalam bahasa Arab kepada militan Hamas.
Pejabat senior Hamas Bassem Naim menyebut pernyataan Abbas itu “menghina”. “Abbas berulang kali dan secara mencurigakan menyalahkan rakyat kami, atas kejahatan pendudukan (Israel) dan agresi yang sedang berlangsung,” katanya.
Perpecahan politik
Hubungan antara partai Fatah pimpinan Abbas dan militan Hamas telah lama memanas, dengan perpecahan politik serta ideologis yang mendalam selama hampir dua dekade.
Abbas dan Otoritas Palestina sering menuduh militan Hamas merusak persatuan Palestina. Sebaliknya militan Hamas mengkritik Abbas, karena bekerja sama dengan Israel dan menindak perbedaan pendapat di Tepi Barat.
Abbas mengatakan dia menolak upaya Israel dan Amerika untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza. Ia juga mengklaim 1.000 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak 7 Oktober.
“Israel ingin menghilangkan masalah Palestina melalui tindakannya di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem. Mengusir warga Palestina dari Gaza akan menjadi Nakba baru,” paparnya .
Karena itu, ia mendesak militan Hamas harus menarik diri dari kekuasaan di Jalur Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina, agar perang bisa berhenti.
Serangan terbaru Israel
Sampai kini Israel masih terus menggempur Jalur Gaza. Serangan terbaru hari Kamis (24/4/25) telah menyebabkan sedikitnya 25 orang tewas, termasuk 11 orang yang berlindung di dalam sekolah .
“Sekolah itu menampung para pengungsi. Pengeboman itu memicu kebakaran besar, dan beberapa mayat hangus ditemukan,” kata juru bicara pertahanan sipil, Mahmud Bassal, menggambarkan serangan terhadap sekolah Yaffa di lingkungan Al-Tuffa, Kota Gaza.
“Yang kami inginkan hanyalah perang segera berakhir, agar kami bisa hidup seperti orang-orang di belahan dunia lainnya,” kata warga Khan Yunis, Walid al-Najjar. “Kami adalah orang-orang yang miskin, kami sudah hancur, kehidupan kami hilang”, lanjutnya
51.305 orang tewas
Israel kembali melanjutkan serangan ke Jalur Gaza pada tanggal 18 Maret 2025 lalu, setelah berbagai proposal gencatan senjata lanjutan ditolak militan Hamas.
Menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai militan Hamas, sejak itu, setidaknya sebanyak 1.928 orang Palestina tewas, meningkatkan jumlah korban meninggal menjadi 51.305, sejak perang dimulai 7 Oktober 2023 lalu.
Perang tersebut dipicu serangan yang dipimpin militan Hamas terhadap Israel ke Festival Musik Nova dan pemukiman penduduk di Israel Selatan, yang mengakibatkan kematian 1.218 orang, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 251 penonton dan penduduk juga diculik militan Hamas.
Pada gencatan senjata tahap pertama Februari lalu, militan Hamas dan Jihad Islam hanya membebas 33 sandera. Sedangkan 45 lainnya masih mereka tawan di berbagai terowongan di Jalur Gaza. (P-Jeffry W)