24.9 C
Jakarta
Wednesday, June 18, 2025

    Mobil China menguasai pasar ASEAN akibat kebijakan tarif tinggi dari Trump

    Terkait

    PRIORITAS, 19/4/25 (Jakarta): Informasi yang diterima oleh redaksi Beritaprioritas.com pada Sabtu (19/4/25), Mobil-mobil buatan China diperkirakan akan semakin mendominasi pasar ASEAN akibat kebijakan tarif tinggi dari Presiden AS, Donald Trump. Produsen kendaraan dan pemasok komponen asal China pun diprediksi akan mengalihkan fokus ke kawasan dengan kebijakan tarif yang lebih bersahabat, seperti Asia Tenggara—terutama Malaysia.

    Hal ini diungkapkan dalam laporan CIMB Securities yang dikutip oleh New Straits Times pada Jumat (18/4/25), yang mencatat, peningkatan impor mobil dan suku cadang dari China kemungkinan besar akan terjadi. Produk-produk otomotif China dinilai sangat kompetitif dari segi harga, sehingga mampu mengatasi kelebihan kapasitas produksi yang ada.

    CIMB Securities mencatat, kehadiran mobil China memberikan keuntungan jangka pendek bagi konsumen, seperti lebih banyak pilihan, akses ke teknologi EV yang lebih canggih, dan harga yang lebih murah. Namun, kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump justru menambah tekanan bagi produsen lokal.

    BYD dan Chery

    Merek-merek Jepang, Korea Selatan, dan Eropa yang beroperasi di Malaysia sudah mulai terdampak, dengan penjualan yang sedikit menurun akibat persaingan dari mobil China seperti BYD dan Chery yang menawarkan fitur canggih, efisiensi biaya skala besar, dan strategi harga agresif.

    “Mobil China di ASEAN menguat karena tarif Trump, yang membuat mereka semakin kompetitif dalam pasar yang terus berkembang di kawasan ini karena sekarang akan menjadi pasar utama,” ucap CIMB Securities.

    CIMB Securities menyebutkan, kebijakan tarif Trump dapat menimbulkan dampak tak langsung terhadap keberadaan mobil China di ASEAN, seperti inflasi impor, peningkatan biaya operasional, dan kemungkinan penurunan permintaan.

    “Mobil China menguat di ASEAN karena tarif Trump bisa memengaruhi biaya impor, meningkatkan harga kit completely knocked down (CKD), komponen, dan kendaraan yang sudah dirakit penuh. Volatilitas mata uang juga bisa mempersempit margin dan menyebabkan biaya input lebih tinggi, yang memberikan tekanan pada produsen untuk menyerap kerugian atau meneruskannya ke konsumen,” kata laporan tersebut.

    Di Malaysia, di mana pembelian kendaraan sering bergantung pada pembiayaan konsumen, penurunan sentimen dapat menurunkan pemesanan kendaraan baru. Dampak dari konflik tarif AS-China dan fluktuasi mata uang ringgit Malaysia akan menentukan sejauh mana perubahan ini memengaruhi pasar otomotif di Malaysia, termasuk penguatan mobil China di ASEAN. (P-Zamir)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini