34 C
Jakarta
Sunday, July 27, 2025

    Lebih 101 ribu tentara Rusia tewas dalam dua tahun terakhir

    Terkait

    PRIORITAS, 18/4/25 (Moskow): Media independen Rusia, Mediazona, bekerja sama dengan layanan BBC Rusia, telah mengonfirmasi identitas 101.833 personel militer negara tersebut yang tewas dalam perang di Ukraina selama dua tahun.

    Laporan terbaru Mediazona mencakup periode 24 Februari 2022 hingga 7 April 2025. Sejak terakhir diperbarui pada akhir Maret, terdapat tambahan 1.882 personel militer Rusia yang tewas.

    “Daftar personel militer Rusia yang tewas itu, disusun dari sumber-sumber terverifikasi dan tersedia untuk publik, termasuk unggahan media sosial, laporan berita lokal, dan pengumuman resmi dari otoritas regional”, demikian rilis terbaru Kyiv Independent seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Jumat (18/4/25).

    Meski begitu, karena pemerintah Rusia tidak mengungkapkan informasi korban secara terbuka, wartawan di lapangan mencatat jumlah total korban kemungkinan lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

    Mediazona sendiri memperkirakan sedikitnya 165.000 personel militer Rusia tewas dalam invasi ke Ukraina. Sedangkan menurut BBC News Russian sampai Februari 2025 saja sudah 211.169 tentara Rusia tewas.

    Dari total korban yang dikonfirmasi, sedikitnya 4.897 perwira tewas. Lebih dari 24.800 relawan juga tewas, yang merupakan 24,3% dari total korban Rusia.

    Media tersebut merilis daftar lengkap korban untuk pertama kalinya pada bulan Februari, memperingati ulang tahun ketiga invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

    Berbeda

    Angka tersebut jauh berbeda dengan data pada militer Ukraina. Staf umum Ukraina merilis, hingga 16 April 2025, Rusia telah kehilangan total 936.210 tentara sejak invasi skala penuh dimulai.

    Data itu, yang secara garis besar sejalan dengan estimasi yang dibuat oleh badan intelijen Barat, kemungkinan mencakup mereka yang terbunuh, ditangkap, terluka, dan hilang.

    Rusia pernah mengerahkan pasukan tentara bayaran PMC Wagner yang dikenal tangguh. Namun Kepala Wagner sendiri, Yevgeny Prigozhin mengakui kehebatan tentara Ukraina, sehingga pihaknya kehilangan lebih dari 20.000 tentara hingga 25 Mei 2023.

    Prigozhin mengungkapkan Rusia telah banyak kehilangan tentara dibanding Ukraina. Ia mengklaim hingga akhir Juni 2023 secara keseluruhan sebanyak lebih dari 120.000 tentara Rusia tewas. Ia menuduh Kementerian Pertahanan Rusia secara sistimatis meremehkan kerugian di pihak pasukan Vladimir Putin.

    Tentara Wagner atas perintah Prigozhin akhirnya menarik diri dari medan perang melawan Ukraina. Ia akhirnya coba mengasingkan diri ke Belarusia, namun pesawat yang ditumpanginya jatuh terbakar sebelum mendarat di bandara Minsk.

    Presiden Rusia Valdimir Putin mengeluarkan pernyataan Prigozhin dan sejumlah pengawalnya tewas dalam kecelakaan tersebut.

    Data dari Prigozhin diduga akurat, karena dari registri wasiat Rusia yang diperoleh Mediazona, menyebutkan sekitar 75.000 tentara negara Putin itu, terbunuh hanya pada awal invasi ke Ukraina akhir tahun 2023 lalu saja. Angka tentara Rusia yang tewas pasti bertambah lebih banyak jika dihitung hingga Aril tahun 2025 ini.

    Tentara Korea dan China

    Akibat kehilangan banyak tentara, Rusia kemudian mulai meminta bantuan Korea Utara. Negara Kim Jong Un diduga telah mengirim sekitar 50.000 tentaranya, dengan imbalan uang dan bantuan teknologi militer terbaru dari Rusia.

    Terakhir Rusia terungkap juga merekrut tentara dari China. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan ada 163 warga negara Tiongkok yang  diidentifikasi intelijen Ukraina sebagai pejuang untuk Moskow.

    “Kami sedang mengumpulkan informasi, kami yakin masih banyak lagi,” kata Zelenskyy kepada wartawan pada tanggal 9 April 2025.

    Kyiv kemudian merilis data mengenai ratusan warga negara Tiongkok tersebut. Hal ini mulai terkuak setelah militer Ukraina baru-baru ini menangkap dua tentara Tiongkok yang bertempur untuk Rusia.

    Rusia enggan mengirim pasukan Slavia reguler mereka, untuk menyerang garis depan Ukraina. Jadi mereka menghabiskan uang untuk merekrut tentara bayaran, meskipun peluang untuk bertahan hidup di medan perang dengan Ukraina sangat rendah.

    Laporan menyebutkan Rusia harus membayar ganti rugi kepada keluarga tentara Tiongkok yang tewas dalam pertempuran sebesar 400.000 renminbi, atau lebih dari $50.000. Namun, pembayaran tersebut sering kali mengalami penundaan.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini