PRIORITAS, 16/4/25 (Basra): Sedikitnya 1800 orang harus mendapat perawatan medis di rumah sakit di Irak, akibat badai pasir dahsyat yang melanda negara padang gurun tersebut. Badai juga memicu pemadaman listrik dan menyebabkan pembatalan semua penerbangan di bandara.
“Badai pasir di Irak tengah dan selatan telah menyebabkan lebih dari 1.800 orang dirawat di rumah sakit, karena masalah pernapasan”, kata pejabat kesehatan Irak, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Rabu (16/4/25).
Seorang pejabat lokal di provinsi Muthanna di selatan Irak, Mazen al-Egeili, mengatakan sedikitnya 700 orang dirawat di rumah sakit karena sesak napas.
Di provinsi Najaf, pihak berwenang mengatakan lebih dari 250 orang dibawa ke rumah sakit, juga karena kesulitan bernapas dan sedikitnya 322 orang dibawa ke rumah sakit setempat di provinsi Diwaniyah. Di provinsi Dhi Qar dan Basra, otoritas kesehatan melaporkan sedikitnya 530 orang dirawat di rumah sakit.
Bandara di Najaf dan Basra ditutup sementara, karena jarak pandang terganggu akibat badai pasir yang dianggap sebagai badai terbesar tahun ini. Irak juga menderita pemadaman listrik.
Dampak perubahan iklim
Kementerian Lingkungan Hidup Irak sebelumnya telah memperingatkan negara tersebut, mungkin akan mengalami lebih banyak “hari berdebu” seperti itu.
Jarak pandang rendah karena debu menutupi jalan dan tempat-tempat penting. Para pengemudi dilaporkan terus menyalakan lampu depan mobil untuk melihat jalan.
Badai pasir di Irak memang umum terjadi, tetapi para ahli mengatakan krisis iklim membuat badai pasir semakin parah dan sering terjadi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Irak adalah satu dari lima negara, yang paling terdampak oleh beberapa dampak perubahan iklim .
Menurut para ahli, badai pasir juga diperparah oleh rendahnya curah hujan dan proses penggurunan. Kementerian Lingkungan Hidup Irak menyebutkan penggurunan telah merusak 71 persen lahan subur di negara itu. Dikatakan bahwa 10.000 hektar lahan lainnya menjadi tandus setiap tahun.
Rekaman yang dibagikan di media sosial dan media lokal, menunjukkan orang-orang mengenakan masker untuk melindungi diri dari debu.
Paramedis dilaporkan ditempatkan di tempat-tempat umum di provinsi-provinsi yang terkena dampak, untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan bernapas.
Pada tahun 2022, satu orang meninggal karena badai pasir parah di Irak dan sedikitnya 5.000 orang dirawat di rumah sakit.
Perubahan iklim sering menjadi alasan yang sangat mudah bagi para pejabat, untuk menghindari tanggung jawab karena tidak mengambil tindakan selama 20 hingga 40 tahun terakhir.(P-Jeffry W)