PRIORITAS, 16/4/25 (Jalur Gaza): Hamas menolak usulan Israel yang menuntut perlucutan (meletakkan) senjata selama enam minggu di Jalur Gaza. Pejabat Palestina mengatakan tawaran itu ditolak, karena tidak mencakup janji untuk mengakhiri konflik atau menarik pasukan Israel.
“Usulan Israel yang disampaikan kepada gerakan tersebut melalui Mesir, secara eksplisit menyerukan pelucutan senjata Hamas, tanpa komitmen Israel untuk mengakhiri perang atau menarik diri dari Gaza. Oleh karena itu, Hamas menolak tawaran tersebut secara keseluruhan,” kata pejabat Palestina tersebut, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Times of Israel, hari Rabu (16/4/25).
Saat ini sedang berlangsung pertemuan di Kairo, Mesir, yang membahas gencatan senjata terbaru untuk menghentikan perang Israel dan militan Hamas beserta kelompok pendukungnya di Jalur Gaza.
Rencananya Mesir dilaporkan akan mengawasi demiliterisasi Hamas, dengan AS menjanjikan komitmen kepada militan Hamas. Israel akan bergabung dalam perundingan tersebut untuk mengakhiri perang.
Pembebasan sandera
Hamas bersedia membebaskan lebih banyak sandera berdasarkan proposal gencatan senjata baru, daripada yang telah disetujui sebelumnya.
Media Saudi Al-Arabiya melaporkan, AS memberi tahu kelompok teror Hamas itu, mereka akan menekan Israel agar memasuki perundingan untuk mengakhiri perang.
Pembicaraan sempat dilaporkan menemui jalan buntu, terkait tuntutan Israel agar kelompok teror itu membebaskan 11 sandera yang masih hidup, dengan imbalan perpanjangan gencatan senjata. Namun militan Hamas hanya menawarkan pembebasan lima sandera.
Menurut laporan selama akhir pekan, dalam usulan terbarunya, Israel telah menyatakan kesiapannya untuk mengurangi jumlah sandera yang dibebaskan.
Laporan Al-Arabiya, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan penyusunan kesepakatan baru tersebut berada pada tahap akhir. Hamas telah memberikan persetujuan awal untuk menambah jumlah sandera yang akan dibebaskan.
Dua tahap
Laporan tersebut tidak menyebutkan jumlah sandera yang berpotensi dibebaskan. Namun jika kesepakatan tercapai berdasarkan rancangan yang diajukan, para sandera akan dibebaskan dalam dua tahap, bersamaan dengan kesepakatan mengenai masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Laporan itu juga mengatakan diskusi mengenai apakah para pemimpin kelompok teror itu, akan diizinkan untuk tinggal di Gaza, telah ditunda ke perundingan berikutnya.
Media Saudi itu juga mengatakan berdasarkan kesepakatan potensial tersebut, laporan medis akan diberikan oleh para teroris mengenai kondisi para sandera yang tersisa.
Harian Haaretz, mengutip sumber Palestina, melaporkan Kairo dan Doha bekerja sama dengan AS menuju tahap tambahan potensial dari kesepakatan, akan mencakup pembicaraan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 18 bulan.(P-Jeffry W)