32.4 C
Jakarta
Monday, August 25, 2025

    Turki bergejolak setelah saingan Presiden Erdogan ditangkap dan dijebloskan ke penjara

    Terkait

    PRIORITAS, 24/3/25 (Istanbul): Aksi protes meluas di Turki setelah Ekrem Imamoglu pesaing utama Presiden Recep Tayyip Erdogan dipenjara. Pemerintah pusat Turki dituding sengaja memerintahkan penangkapan Imamoglu, yang juga Wali Kota Istanbul atas tuduhan korupsi.

    Ratusan ribu pendukung oposisi berkumpul di luar balai kota Istanbul pada Minggu malam (atau Senin waktu Indonesia) untuk memprotes penangkapan Wali Kota kota tersebut.

    “Pengadilan secara resmi menangkap Wali Kota Ekrem Imamoglu yang jadi pesaing utama presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan memenjarakannya sambil menunggu hasil persidangan atas tuduhan korupsi”, kata pengunjuk rasa.

    Sejak Rabu pagi situasi Turki mulai memanas ketika pecah gelombang demonstrasi jalanan terbesar dalam satu dekade ini. Kerumunan besar massa memenuhi luar balai kota untuk malam kelima berturut-turut. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran atas runtuhnya demokrasi dan supremasi hukum di Turki.

    Politik kotor

    Penahanan terhadap Wali Kota Istanbul dan sejumlah pendukungnya tersebut, secara luas dianggap sebagai langkah politik kotor untuk menyingkirkan pesaing utama dari pemilihan presiden berikutnya, yang dijadwalkan pada tahun 2028 nanti.

    “Jika kalian tidak ada di sini hari ini, jika kalian tidak bergegas ke sini sejak hari pertama, jika kalian menyerah pada gas air mata dan barikade, jika kalian takut dan tetap di rumah, maka hari ini seorang pengurus yang ditunjuk oleh Tayyip Erdogan akan tinggal di sini, di gedung ini,” kata ketua Partai Rakyat Republik (CHP), Ozgur Ozel, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Senin (24/3/25).

    Ia menunjuk ke balai kota saat ia berbicara kepada kerumunan besar yang meneriakkan slogan-slogan antipemerintah. Partai Rakyat Republik, tempat Imamoglu bernaung.

    Manipulasi hukum

    Pejabat pemerintah menolak tuduhan sengaja memanipulasi hukum dan bersikeras pengadilan Turki beroperasi secara independen.

    Kantor kejaksaan juga mengatakan pengadilan memutuskan untuk memenjarakan Imamoglu atas dugaan menjalankan organisasi kriminal, menerima suap, pemerasan, perekaman data pribadi secara ilegal, dan pengaturan tender.

    Permintaan agar ia dipenjara atas tuduhan terkait terorisme ditolak, meskipun ia masih menghadapi tuntutan hukum. Setelah putusan pengadilan, Imamoglu dipindahkan ke penjara Silivri, sebelah barat Istanbul.

    Kementerian Dalam Negeri kemudian mengumumkan Imamoglu telah diberhentikan dari tugasnya sebagai “tindakan sementara”. Pemerintah kota sebelumnya telah menunjuk seorang walikota sementara dari dewan pemerintahannya.

    Dua Wali Kota lain ditahan

    Selain Imamoglu, 47 orang lainnya juga dipenjara sambil menunggu persidangan, termasuk seorang ajudan utama dan dua Wali Kota distrik lain dari Istanbul, yang salah satunya digantikan oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah. Sebanyak 44 tersangka lainnya dibebaskan di bawah pengawasan pengadilan.

    Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan terdapat 323 orang ditahan, karena gangguan pada protes. Protes yang sebagian besar berlangsung damai di seluruh Turki, telah menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan untuk mendukung Imamoglu. Namun, ada beberapa kekerasan, dengan polisi bertindak represif.

    Polisi mengerahkan meriam air, gas air mata, semprotan merica, dan menembakkan peluru plastik ke arah pengunjuk rasa di Istanbul, Ankara, dan Izmir. Pengunjuk rasa kemudian membalas di antaranya melemparkan batu, kembang api, dan material lainnya ke arah polisi antihuru-hara.

    Penangkapan resmi terjadi ketika lebih dari 1,7 juta anggota oposisi CHP mulai menyelenggarakan pemilihan presiden pendahuluan untuk mendukung Imamoglu, satu-satunya kandidat. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini