PRIORITAS, 18/3/25 (Skopje): Peristiwa kebakaran yang terjadi di klub malam Pulse di kota Kocani, Makedonia Utara, Minggu (16/3/25), membawa duka mendalam bagi keluarga korban. Sebanyak 59 orang yang umumnya anak-anak muda tewas dalam musibah ini.
Dua wanita muda bersaudara pergi keluar malam Minggu itu, untuk menonton konser musik band hip-hop DNK yang sedang populer dan digandrungi di kota Kocani tersebut. Ironisnya hanya satu yang pulang.
Marija Taseva (19 tahun) mengatakan dia hampir tidak bisa bernapas saat dia lolos dari kebakaran klub malam tersebut. Kakak perempuannya termasuk di antara puluhan korban tewas, karena terinjak-injak dan terjebak asap pekat kebakaran di dalam ruangan.
Bagi Marija Taseva dan saudara perempuannya, mereka ke klub itu dimaksudkan sebagai malam yang menyenangkan untuk menonton. Namun acara itu berakhir tragis dengan terbunuhnya saudarinya saat terjadi kebakaran.
Sambil menangis saat duduk di luar rumah sakit, Marija berkata: “Banyak yang meninggal. Sungguh mengerikan. Kakak perempuan saya meninggal. Saya diselamatkan, tetapi dia tidak.”
“Ada yang mati lemas di sana, ada yang tertahan di dalam tempat disko dan tidak bisa keluar,” paparnya seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (18/3/25).
Ia menggambarkan malam itu sungguh menakutkan. “Semua orang mulai menjerit dan berteriak keluar, keluar!.
Saya tidak tahu bagaimana, tetapi saya akhirnya jatuh ke tanah. Saya tidak bisa bangun, dan pada saat itu orang-orang mulai menginjak-injak saya,” katanya.
“Saya hampir tidak bisa bertahan hidup dan saya hampir tidak bisa bernapas,” tambahnya. Syukur, Marija lolos dari maut ketika berhasil merayap keluar. Ia akhirnya hanya dirawat karena cedera ringan di wajah dan tubuhnya.
Sebuah video yang beredar di media sosial tentang konser DNK memperlihatkan pertunjukan kembang api di depan panggung selama pertunjukan mereka.
Tak diduga percikan api dari kembang api tersebut memicu kebakaran di langit-langit, yang menyebabkan kobaran api merobohkan atap.
Sebagian besar anggota band juga termasuk di antara yang tewas, termasuk penyanyi utamanya Andrej Gjorgieski, menurut media lokal.
Saat keluarga korban berkumpul di luar rumah sakit untuk mendapatkan kabar terbaru, Tomco Stojanov telah menerima berita yang sangat buruk. Putranya yang berusia 25 tahun, Andrej, telah meninggal.
“Terima kasih atas belasungkawa Anda, tetapi rasa sakit saya tidak dapat disembuhkan. Lukanya tidak dapat disembuhkan,” kata Tn. Stojanov, sambil mengangkat foto putranya yang bercukur bersih dan mengenakan jas.
“Ia meninggal saat kembali dan masuk untuk menyelamatkan orang lain. Ia didorong, ditabrak, begitulah cara putra saya meninggal”, ujarnya menahan kesedihan.
Korban dibawa ke tiga negara lain
Jumlah korban tewas dapat meningkat lebih lanjut, karena banyak korban terluka dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Puluhan korban lain bahkan harus diterbangkan ke rumah sakit di Yunani, Turki, dan Bulgaria untuk mendapatkan perawatan intensif karena kondisinya cukup gawat.
Direktur Rumah Sakit Pirogov di Sofia, Bulgaria, mengatakan delapan pasien awal yang diterbangkan ke sana dalam kondisi yang sangat serius. Pasien tersebut termasuk tiga anak berusia di bawah 18 tahun, dan tiga pasien di antaranya harus diintubasi agar bisa bernapas.
Dr. Valentin Dimitrov mengatakan para pasien mengalami luka di tubuh, lengan, dan wajah, serta menderita luka bakar pada saluran pernapasan, katanya kepada surat kabar Koha.
Lima orang telah dirawat di rumah sakit di Yunani, dan dua telah menjalani operasi sementara dua lainnya telah menjalani trakeostomi.
Orang tua para korban masih tetap berkumpul di luar sebuah rumah sakit di Kocani, menuntut jawaban dari para pejabat atas tragedi tersebut.(P-Jeffry W)
