PRIORITAS, 17/3/25 (Washington): Amerika Serikat (AS) memulai perang terbaru dengan teroris Houthi di Yaman. Perang ini melibatkan serangan udara pesawat jet tempur, serta kapal perang AS di laut mediterania dan laut merah.
Serangan pertama hari Minggu (16/3/25) menghancurkan beberapa tempat berkumpul para teroris Houthi di Yaman, dan menewaskan 31 orang. Demikian dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Senin (17/3/25).
“Ledakan itu dahsyat dan mengguncang lingkungan sekitar seperti gempa bumi. Ledakan itu membuat wanita dan anak-anak kami ketakutan,” kata warga Sanaa Abdullah Yahia.
Serangan tersebut menargetkan ibukota Sanaa, kota Taiz di barat daya dan kota Dahyan di wilayah Saada di barat laut , TV Al Masirah melaporkan. Dahyan adalah tempat Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Houthi yang misterius, sering bertemu pengunjungnya.
Menurut seorang pejabat AS, serangan tersebut mungkin akan berlangsung selama berminggu-minggu. Ini merupakan operasi militer terbesar di Timur Tengah, sejak Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada bulan Januari.
Presiden AS, Donald Trump memerintahkan militernya melakukan serangan ‘tegas dan kuat’ terhadap Yaman. Ia bahkan memonitor langsung serangan terhadap Houthi ini di sebuah ruangan khusus.
Trump mengungkapkan perang terbaru ini, sebagai respons terhadap serangan teroris Houthi atas kapal-kapal yang melewati Laut Merah.
“Kepada semua teroris Houthi, waktu kalian sudah habis, dan serangan kalian harus dihentikan, mulai hari ini. Jika tidak, neraka akan menimpa kalian seperti yang belum pernah kalian lihat sebelumnya,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Ancaman teroris Houthi
Teroris Houthi sebelumnya mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah. Tahun 2024 lalu, Houthi bahkan sempat membajak sebuah kapal barang di kawasan laut tersebut.
Houthi menargetkan sekitar 100 kapal militer dan sipil dengan rudal dan drone. Mereka pernah menenggelamkan dua kapal barang dan menewaskan empat pelaut, antara Oktober 2023, ketika Israel melancarkan perang di Gaza.
Trump juga memperingatkan sekutu utama Yaman, Iran, agar segera menghentikan dukungan kepada Houthi. “Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda dan kami tidak akan bersikap baik!”, kata Trump.
Panglima tertinggi Garda Revolusi Iran menanggapi serangan AS pada hari Minggu itu. “Kami memperingatkan musuh-musuh kami bahwa Iran akan merespons dengan tegas dan destruktif jika mereka melakukan ancaman,” kata Hossein Salami.
Juru bicara kementerian kesehatan Yaman, Anees al-Asbahi, menyeutkan serangan AS itu menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih dari 100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Biro politik Houthi menggambarkan serangan Amerika sebagai kejahatan perang. “Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap untuk menanggapi eskalasi dengan eskalasi,” katanya.
Teroris Houthi sengaja ingin mengganggu perdagangan global lewat laut. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan Houthi Yaman menyerang kapal perang Amerika 174 kali dan kapal komersial 145 kali hingga awal tahun ini.
Trump mengutarakan prospek aksi militer yang jauh lebih dahsyat. “Serangan Houthi terhadap kapal-kapal Amerika tidak akan ditoleransi. Kami akan menggunakan kekuatan mematikan yang sangat besar hingga kami mencapai tujuan kami,” katanya.
Komando Pusat militer AS, yang mengawasi pasukan di Timur Tengah, menggambarkan serangan itu sebagai awal operasi besar di seluruh Yaman.(P-Jeffry W)