26.2 C
Jakarta
Saturday, March 15, 2025

    Rodrigo Duterte tampil lemah di sidang perdana ICC Den Haag

    Terkait

    PRIORITAS, 14/3/25 (Den Haag): Rodrigo Duterte, tampil tidak segarang ketika menjadi presiden Filipina lalu. Saat mengikuti sidang perdana di International Criminal Court (ICC) atau Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda, Jumat Sore waktu setempat (Jumat malam Indonesia), Duterte terlihat lemah bahkan berbicara agak terbata-bata dan sangat pelan.

    “Nama saya, Rodrigo Roa Duterte. Nama tengah Roa, nama keluarga Duterte”, katanya agak terbata ketika ditanya identitas lengkap oleh Hakim Ketua Iulia Antoanella Motoc, seperti dipantau Beritaprioritas.com melalui siaran webstreaming ICC, Jumat malam (14/3/25).

    Penampilan Duterte kali ini tampak berbeda jauh ketika ia bertemu para pendukungnya warga Filipina di Hong Kong, sehari sebelum ditangkap polisi di Manila. Di Hong Kong, Duterte sangat bersemangat dan berpidato berapi-api di hadapan ratusan warga Filipina yang umumnya pekerja migran.

    Saat hakim ketua Iulia Motoc membacakan pokok pra sidang, Duterte terlihat memejam mata sambil tangannya menopang bagian wajahnya, seperti kurang bersemangat.

    Sidang perdana ini berlangsung mulai pukul 15.00 (21.00 WIB) di ruang 1 ICC. Sementara Rodrigo Duterte berada di dalam ruang tahanan berlatar kain biru berlogo ICC dan mengikuti melalui teleconference.

    Menurut juru bicara ICC Fadi el Abdallah, Duterte menghadiri persidangan melalui tautan video.  “Karena Duterte melakukan perjalanan jauh, majelis mengizinkan Duterte untuk mengikuti sidang dari jarak jauh. Namun, kuasa hukumnya hadir bersama kami di ruang sidang,” kata El Abdallah.

    Hakim Iulia Motoc berasal dari Rumania (Eropa Timur) didamping dua hakim anggota masing-masing Reine Adélaïde Sophie Alapini-Gansou dari Afrika dan María del Socorro Flores Liera dari Meksiko.

    Kejahatan terhadap kemanusiaan

    Mantan Presiden Filipina Duterte menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan atas perang mematikan melawan narkoba.

    Hakim Motoc dalam bahasa Perancis dan diterjemahkan ke Inggris, memberi tahu kepada Duterte yang berusia 79 tahun ini, tentang kejahatan yang diduga dilakukannya, serta hak-haknya sebagai terdakwa.

    Duterte dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan atas kampanye bertahun-tahun yang dilakukannya terhadap pengguna dan pengedar narkoba, yang menurut kelompok hak asasi manusia telah menewaskan sekitar 30.000 orang.

    Kepolisian Nasional Filipina mengakui lebih dari 6.000 orang tewas dalam operasi antinarkoba. Keluarga korban dan kelompok hak asasi serta tinjauan Departemen Kehakiman telah meragukan narasi tersebut.

    Keluarga korban menyambut baik persidangan ini sebagai kesempatan untuk memperoleh keadilan, sementara pendukung Duterte yakin ia ‘diculik’ dan dikirim ke Den Haag di tengah pertikaian hebat dengan keluarga Presiden Marcos junior.

    Sidang perdana terhadap Duterte ini hanya berlangsung tak lebih dari 30 menit. Hakim Ketua Iulia Motoc mengatakan sidang akan dilanjutkan pekan depan.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini