PRIORITAS, 9/3/25 (Jakarta): Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari lima menjadi 5,1 persen dalam satu tahun.
“Saat saya masuk tahun 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen. Dalam setahun, kami berhasil menaikkannya menjadi 5,1 persen dan itu terjaga selama 10 tahun,” katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (9/3/25).
Hal itu disampaikan SBY dalam rangka “bagi-bagi resep” tentang bagaimana Indonesia bangkit dari keterpurukan ekonomi pada awal masa pemerintahannya. Ia mengatakan, kondisi terpuruknya ekonomi dikarenakan investasi yang rendah yang diakibatkan dari tidak adanya stabilitas sosial maupun ekonomi.
“Situasi kita waktu itu tidak ada keamanan, tidak ada stabilitas sosial, iklim investasi buruk, tidak ada kepastian hukum, kurangnya infrastruktur. Investment climate was so poor (iklim investasi sangat buruk). Siapa mau investasi di Indonesia? Yang ada capital outflow, rupiah terguncang,” tulisnya dalam keterangan pers tersebut.
Ia menyebutkan, untuk membangkitkan kembali Indonesia dari keterpurukan ekonomi, dirinya menerapkan empat kunci utama, yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga, meningkatkan belanja pemerintah, memastikan ekspor terus mengalir, dan investasi. “Termasuk hilirisasi dan industrialisasi yang harus berhasil,” ujarnya.
Prabowo bisa hadapi tantangan
Saat ditanya mengenai ekonomi saat ini, SBY optimis bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bisa menghadapi tantangan yang ada. “Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa,” ungkapnya.
SBY menambahkan, masih ada sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya politik maupun ekonomi, untuk mengatasi situasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
SBY juga membagikan pandangannya tentang Indonesia masa depan. “Tetaplah optimis memandang Indonesia. Masa depan bisa saja ada masa-masa mendung, tapi Indonesia adalah negara yang hebat,” ujarnya. (P-ht)
