26.1 C
Jakarta
Tuesday, March 11, 2025

    Presiden Ukraina tolak minta maaf soal debat sengit dengan Trump

    Terkait

    PRIORITAS, 1/3/25 (Washington): Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak untuk meminta maaf atas perselisihannya yang hebat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan wakilnya JD Vance di Ruang Oval Gedung Putih, di Washington, hari Jumat (28/3/25).  Meski begitu Zelenskyy tetap menghormati Presiden AS. Ia menilai hubungannya dengan Trump masih dapat diperbaiki.

    Presiden Volodymyr Zelenskyy terpaksa meninggalkan Gedung Putih tanpa menandatangani proposal kesepakatan kerjasama pengelolaan mineral Ukraina dengan Amerika Serikat, karena Wapres JD Vance menuduhnya tidak menghormati AS.

    “Saya tidak yakin kami melakukan sesuatu yang buruk. Saya pikir mungkin ada beberapa hal yang harus kita bahas di luar media”, ujar Zelenskyy dalam wawancara dengan Fox News TV, usai ia ‘walk out’  dari pertemuan dengan Trump-Vance di Ruang Oval, seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Sabtu sore (1/3/25).

    Zelenskyy mengatakan hubungannya dengan Presiden Donald Trump masih dapat diselamatkan. “Ya tentu saja, karena ini hubungan dari dua presiden. Ini hubungan historis, hubungan yang kuat antar rakyat kita,  dan itulah mengapa saya selalu memulai… untuk mengucapkan terima kasih kepada rakyat anda dari rakyat kita”, ujar Zelenskyy.

    Tak lupa juga ia berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump. “Tentu saja terima kasih kepada presiden, kepada Kongres. Tetapi pertama-tama kepada rakyat anda.  Rakyat anda telah membantu menyelamatkan rakyat kami”, tekannya.

    Presiden Zelenskyy yang terbang jauh dari Ukraina ke Washington seharusnya menandatangani kesepakatan kerjasama mineral penting bersama Presiden AS, tetapi semuanya batal, karena masih di awal pertemuan yang diliput para wartawan,  Trump sudah lebih dulu berkali-kali menyerangnya. Ia bahkan mengusir Zelenskyy dan delegasinya.

    Menurut Zelenskyy, secara jujur ia hanya menginginkan Amerika Serikat sebagai mitra,  memahami situasi dengan benar. “ Saya hanya ingin jujur, dan saya hanya ingin mitra kami memahami situasi dengan benar, dan saya ingin memahaminya dengan benar. Itu tentang kami agar tidak kehilangan persahabatan”, jelasnya.

    Zelenskyy Tersinggung

    Dalam pertemuan dengan Presiden Trump di Gedung Oval, Zelenskyy mulanya berniat memastikan masalah jaminan keamanan dari Amerika Serikat terhadap Ukraina sebagai bagian dari perjanjian perdamaian masa depan dengan Rusia. Ia juga meminta Presiden Trump untuk tidak terlalu lunak terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. “Jangan membuat kompromi dengan seorang pembunuh”, kata Zelenskyy saat pertemuan itu.

    Tetapi Wapres Vance langsung menyela dengan kalimat soal perlunya diplomasi untuk menyelesaikan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, yang membuat Presiden Ukraina tersinggung. Zelenskyy membalas dengan mengatakan Vladimir Putin tidak dapat dipercaya dan Vance tidak pernah mengunjungi medan perang Ukraina.

     “Diplomasi macam apa yang anda tanyakan, JD? Apa maksud anda? “, tanya Zelenskyy.

    “Saya berbicara tentang jenis diplomasi yang akan mengakhiri kehancuran negara anda” jawab Vance.

    Sebelum Zelenskyy melanjutkan, Vance langsung menyela dengan mengatakan Presiden Ukraina tidak sopan. Ia juga mendesak Zelenskyy seharusnya  berterima kasih kepada Donald Trump atas usaha yang sudah dilakukan terhadap Ukraina.

    “Tuan Presiden (Zelenskyy), dengan segala hormat, saya rasa tidak sopan bagi anda untuk datang ke Ruang Oval dan mencoba mengajukan gugatan didepan media Amerika. Saat ini  anda berkeliling dan memaksa wajib militer ke garis depan karena anda memiliki masalah sumber daya manusia. Anda seharusnya berterima kasih kepada Presiden (Trump)”, ujar Vance.

    Setelah itu, baik Trump maupun Vance secara bergantian menyerang Zelenskyy dengan berbagai kalimat untuk menyudutkannya. Tapi Zelenskyy masih tampak tegar memberikan berbagai argumentasi, demi membela kepentingan dan martabat rakyat Ukraina.

    Setelah perdebatan tersebut, Trump memerintahkan dua ajudan utamanya untuk memberi tahu Presiden Zelenskyy sudah waktunya pergi, bahkan saat para petugas sedang bersiap menyajikan makan siang kepada delegasi Ukraina, yang masih duduk dan ingin melanjutkan perundingan. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini