26.2 C
Jakarta
Monday, February 24, 2025

    Israel tunda bebaskan 602 sandera Palestina, Hamas mengancam balik

    Terkait

    PRIORITAS, 23/2/25 (Tel Aviv):  Pemerintah Israel mengumumkan menunda membebaskan 602 tawanan Palestina, karena militan Hamas dinilai tidak manusiawi menggelar pembebasan sandera Israel dengan merendahkan martabat mereka di depan umum.

    Israel menyebut kelompok teroris Hamas melanggar kesepakatan setelah sengaja memamerkan peti-peti mati sandera Israel di depan warga Gaza, bahkan beberapa warga Israel yang masih ditawan sengaja dibawa dalam mobil dan dipaksa melihat rekan mereka dibebaskan demi propaganda Hamas. Hamas juga merekam dan menyebarkan video proses pembebasan sandera itu.

    Hamas dan Jihad Islam memajang peti mati yang berisi jasad sandera Israel yang dibunuh, Shiri Bibas, kedua anaknya yang masih balita Ariel dan Kfir, serta Oded Lifshitz, di atas panggung lapangan di Khan Younis, Jalur Gaza, 20 Februari 2025.  Di belakang jenazah terpampang poster raksasa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai vampir. Mereka juga mengarak para korban di hadapan khalayak warga Palestina yang bersorak-sorai.

    Sementara dalam sebuah video propaganda Hamas, terlihat tawanan Evyatar David dan Guy Gilboa Dalal memohon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan mereka. Kedua tawanan ini, tidak dibebaskan bersama sandera lain Sabtu itu. Usai menyaksikan pembebasan rekan mereka, Evyatar dan Guy militan Hamas kembali membawa membawa mereka ke lokasi penahanan.

    “Mengingat pelanggaran berulangkali yang dilakukan Hamas, termasuk upacara yang merendahkan sandera dan penggunaan sinis sandera kami untuk tujuan propaganda, telah diputuskan untuk menunda pembebasan sandera teroris (Palestina), hingga pembebasan sandera berikutnya dijamin dan tanpa upacara yang merendahkan martabat”, kata Prime Minister Office (PMO), Kantor Perdana Menteri Israel, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CNBC Indonesia, Minggu (23/2/25).

    Israel menyatakan pembebasan ratusan tahanan Palestina yang dijadwalkan pada Sabtu (22/2/25) ditunda meski Hamas sudah melepaskan enam sandera dalam fase ketujuh kesepakatan gencatan senjata tahap pertama.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pernyataan berjanji akan bertindak tegas membawa pulang semua sandera kami kembali ke rumah.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengecam perlakuan Hamas terhadap para sandera yang dibebaskan. Trump kepada wartawan di Washington, menyebut perlakuan Hamas terhadap sandera Israel di Jalur Gaza tidak manusiawi.  “Sungguh memalukan apa yang terjadi di sana”,  kata Trump.

    Hamas Ancam Balik

    Penundaan pembebasan tawanan Pelestina oleh Israel mendapat ancaman balik dari miiitan Hamas. Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou memperingatkan Israel agar mengambil pendekatan rasional terhadap masalah pertukaran tahanan demi menyelamatkan nyawa para tahanan mereka

    “Jelas Israel mempunyai dua pilihan; mereka menerima tahanannya dalam peti mati seperti yang mereka lakukan pada Kamis… atau mereka memeluknya dalam kondisi hidup,” ancamnya .

    Menurut dia, pembebasan enam tahanan Israel pada Sabtu membuktikan Hamas menghormati perjanjian gencatan senjata, sementara Israel ragu-ragu untuk menjalani ketentuan tersebut. Al-Qanou berdalih dengan mengatakan Hamas telah memperlakukan tahanan Israel sesuai nilai-nilai agama dan kemanusiaan mereka, sebaliknya ia menuding Israel menyiksa tahanan Palestina di penjara-penjara.

    Kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina mengatakan Israel seharusnya membebaskan 602 tahanan pada Sabtu. Menurut daftar, 445 sandera ditangkap di jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023 lalu, 47 orang ditangkap kembali setelah ditukar dengan tahanan Israel, Gilad Shalit tahun 2011. Sisanya lebih dari 50 orang adalah warga Palestina yang ditangkap sebelum pecah perang Israel-Palestina beberapa tahun dan menjalani hukuman seumur hidup.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 30 sandera — 20 warga sipil Israel, lima tentara dan lima warga negara Thailand serta jenazah empat tawanan Israel yang dibunuh (Shiri, Ariel dan Kfir Bibas, dan Oded Lifshitz). Hamas juga sebelumnya membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November 2023 lalu, dan empat sandera dibebaskan sebelumnya pada minggu-minggu awal perang. Sebanyak 65 warga Israel masih disandera Hamas. Mereka kemungkinan dibebaskan dalam tahap kedua gencatan senjata Maret tahun 2025 ini.

    Sedangkan Israel sudah membebaskan lebih dari seribu tahanan Palestina. Pada tahap pertama perjanjian gencatan senjata ini, Israel setuju membebaskan sekitar 1.904 sandera Palestina, termasuk 1.167 adalah warga Gaza yang ditahan dalam operasi darat, dan 737 lainnya adalah narapidana serta tahanan keamanan.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini