PRIORITAS, 22/2/25 (Tangerang): Serangan siber ke perbankan pascapandemi COVID-19, mengalami peningkatan drastis dan BCA mencatat ada tiga hingga empat miliar serangan selama tahun 2024.
“Meski perbankan berada di urutan ketujuh dari sasaran hacker, kami mencatat ada tiga hingga empat miliar selama 2024. Jumlah ini meningkat dari 2023 yang tercatat ada 1,9 miliar serangan siber,” kata EVP Group Strategic IT BCA David Formula dalam acara diskusi terkait serangan siber di ICE BSD Tangerang, Banten, Sabtu (22/2/25).
Dia menuturkan, target urutan pertama serangan siber adalah perusahaan IT. Biasanya, hacker mencari pintu masuk dari perusahaan teknologi untuk kemudian melumpuhkan jaringan di perusahaan terkait.
Jenis serangan siber yang kerap terjadi di perbankan adalah Distributed Denial-of-Service (DDoS) yakni mengganggu layanan jaringan dengan membanjiri server, jaringan, atau situs web.
Selanjutnya malware yakni serangan menggunakan perangkat lunak berbahaya untuk merusak sistem komputer, server, atau jaringan komputer.
“Sejauh ini, Tim IT bisa melakukan antisipasi dan tidak ada serangan yang berhasil melumpuhkan sistem jaringan BCA,” ungkapnya.
Dituturkan David, untuk menjaga kenyamanan customer dari serangan siber, BCA juga berkoordinasi dengan provider negara lain ketika menemukan ada serangan siber dari luar negeri. Hal ini bertujuan agar hacker tidak juga menyerang perbankan lainnya.
BCA mencatat dalam sehari ada 180 juta transaksi dari total 32 juta pelanggan. Sehingga keamanan dan kenyamanan pelanggan menjadi utama.
“Kita juga laporkan kepada Bank Indonesia dan OJK untuk memastikan perbankan di Indonesia bebas dari serangan siber,” ujarnya seperti dilansir dari Antara. P-Armin M)