PRIORITAS, 17/2/25 (ISTANBUL): Negara-negara di Eropa kini semakin khawatir invasi Rusia ke Ukraina dapat meluas ke wilayah mereka. Para pemimpin Eropa menilai, Presiden Rusia Vladimir Putin akan berusaha mendapat konsesi yang jauh lebih besar atas Ukraina, saat mengadakan perundingan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tanpa melibatkan Eropa.
“Musuh terbesar kita saat ini adalah Rusia di bawah kepemimpinan Putin karena dia telah menyatakan perang terhadap perdamaian dan demokrasi Eropa,” tegas Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, dikutip Beritaprioritas.com dari Antara, hari ini, Senin (17/2/25).
Terdapat 51 negara di benua Eropa. Para kepala negara di Eropa secara tegas mengemukakan tidak akan ada perdamaian abadi di Ukraina, apabila Trump yang kini menjadi jururunding Ukraina-Rusia, meremehkan negara-negara Eropa yang berbatasan langsung dengan Rusia. “Tidak akan ada perdamaian yang abadi jika bukan perdamaian yang disetujui Eropa,” kata Baerbock.
Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski juga menyebut Rusia tetap menjadi ancaman berkelanjutan bagi demokrasi dan stabilitas Eropa. ”Di Polandia, kami tidak meragukan bahwa ancaman terhadap Eropa, terhadap demokrasi liberal, terhadap kesopanan, berasal dari Rusia di bawah Putin,” ujar Sikorski.
Pertemuan darurat
Mengantisipasi hal terburuk tersebut, sejumlah kepala negara Eropa bahkan Senin (17/2/25) melakukan pertemuan darurat untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam pertahanan menghadapi Rusia.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London menyatakan siap mengirim pasukan Inggris ke Ukraina guna memastikan keamanan di negara tersebut. Inggris ingin menunjukkan kepada Amerika Serikat, negara-negara Eropa harus memiliki peran dalam pembicaraan untuk mengakhiri konflik.
Starmer mengatakan dia tidak mengambil keputusan untuk mempertimbangkan menempatkan prajurit pria dan wanita Inggris dalam bahaya, tetapi mengamankan perdamaian abadi di Ukraina sangat penting untuk mencegah agresi lanjutan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Berakhirnya perang Rusia dengan Ukraina, jika sudah tiba, tidak bisa hanya menjadi jeda sementara sebelum Putin menyerang lagi,” kata Starmer di surat kabar Daily Telegraph.
Pernyataan Starmer merupakan pernyataan pertama yang secara gamblang menyatakan ia mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian Inggris ke Ukraina. Sebelumnya, ia mengatakan Inggris bersedia membantu mengambil bagian dalam setiap kesepakatan damai yang dinegosiasikan.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari negosiasi nyata untuk mengakhiri perang Moskow. Rubio menandakan pembicaraan AS dengan Rusia minggu ini adalah kesempatan untuk melihat seberapa serius Putin terhadap perdamaian.
Presiden AS Donald Trump mengejutkan sekutu Eropa di NATO dan Ukraina minggu lalu, ketika ia mengumumkan telah melakukan panggilan telepon dengan Putin tanpa berkonsultasi dengan mereka dan akan memulai proses perdamaian.
Utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, kemudian menyatakan Ukraina dan pemimpin Eropa lainnya tidak akan mendapat tempat dalam negosiasi perdamaian.
Pejabat AS dan Rusia diperkirakan akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang untuk memulai pembicaraan yang bertujuan mengakhiri perang Rusia yang telah berlangsung hampir tiga tahun di Ukraina. (P-Jeffry W)