PRIORITAS, 6/2/25 (Jakarta): Seorang juru bicara PBB menyampaikan, lebih dari 150 narapidana wanita diperkosa dan dibakar hidup-hidup dalam peristiwa pelarian massal yang terjadi pekan lalu, ketika para tahanan pria yang melarikan diri dan membakar penjara di Goma, Republik Demokratik Kongo (DRC) bagian timur.
Juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Seif Magango, menyatakan kepada CNN, sebagian besar dari 165 wanita yang diperkosa oleh tahanan pria itu tewas dalam kebakaran tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber hukum di DRC, antara sembilan hingga 13 narapidana wanita yang juga menjadi korban pemerkosaan selamat dari kebakaran tersebut, seperti dilansir Beritaprioritas.com hari ini, Kamis (6/2/25) dari CNN.
“Kami belum melakukan verifikasi independen terhadap laporan dari pejabat hukum tersebut, namun kami menganggap laporan tersebut kredibel,” ujar Magango dalam wawancaranya dengan CNN.
Para tahanan pria, yang sebagian di antaranya tewas ditembak oleh penjaga penjara, merencanakan pelarian massal pada tanggal 27 Januari saat kelompok pemberontak M23 terlibat pertempuran dengan pasukan Kongo di Goma. Mereka memperebutkan kendali atas kota tersebut, menurut laporan Radio Okapi yang didanai oleh PBB.
Lebih dari 4.000 tahanan berhasil melarikan diri dari penjara Muzenze pada hari tersebut, dan kini penjara tersebut dalam kondisi hancur dan kosong.
Menteri Komunikasi DRC, Patrick Muyaya, membenarkan kejadian pemerkosaan terhadap 165 wanita tersebut, dan menegaskan kepada CNN pada hari Rabu bahwa “pemerintah mengutuk dengan keras kejahatan barbar ini.”
Pembunuhan dan pemerkosaan massal tersebut mencerminkan kekerasan seksual terkait konflik yang terus terjadi di DRC selama beberapa dekade terakhir.
Pada Jumat, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyampaikan, mereka telah menerima laporan mengenai kekerasan seksual lainnya yang melibatkan tentara DRC dan pasukan sekutunya.
“Kami sedang memverifikasi laporan yang menyebutkan 52 wanita diperkosa oleh tentara Kongo di South Kivu, termasuk laporan dugaan pemerkosaan massal,” ungkap Jeremy Laurence, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dalam pernyataan pada Jumat.
CNN telah menghubungi militer Kongo untuk memberikan komentar terkait tuduhan tersebut. Pada minggu ini, kelompok pemberontak M23, yang mengklaim telah merebut kota Goma, menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera setelah bentrokan dengan pasukan pemerintah menewaskan hampir 3.000 orang. (P-Gio R)