PRIORITAS, 3/2/25 (Banda Aceh): Tujuh nelayan yang dibebaskan dan dipulangkan dari Myanmar, kini sudah berkumpul bersama keluarga masing-masing. Demikian disampaikan pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).
“Ketujuh nelayan Aceh yang baru dibebaskan dari Myanmar, sudah pulang ke kampung halaman masing-masing,” jelas Kepala DKP Aceh Aliman di Banda Aceh, Seninn (3/2/25).
Seperti diketahui, tujuh nelayan Aceh sebelumnya ditangkap oleh otoritas Myanmar karena memasuki kawasan teritorial laut mereka, akhirnya mereka ditahan di negara tersebut sejak 24 Juni 2024 lalu.
Namun kemudian, para nelayan Aceh tersebut dibebaskan bersamaan dengan ribuan tahanan lainnya karena mendapatkan amnesti massal dalam rangka peringatan 77 tahun kemerdekaan Myanmar dari Inggris pada 4 Januari 2025.
Pada momen itu, Kepala Pemerintahan Militer Myanmar, memberikan amnesti kepada 5.864 tahanan asal Myanmar, serta 180 orang asing yang akan dideportasi dan termasuk tujuh nelayan Aceh tersebut.
Menurut Aliman, setelah dibebaskan, mereka akhirnya dipulangkan ke tanah air, rombongan tiba di Bandara Kualanamu Sumatera Utara pada Sabtu (1/2/25), didampingi oleh KBRI, PSDKP Stasiun Belawan, DKP Aceh dan Aceh Timur, serta anggota DPD RI asal Aceh Sudirman Haji Uma.
“Setelah prosesi penyerahan, para nelayan tersebut kemudian difasilitasi untuk kepulangan dari Medan menuju kampung halaman masing-masing menggunakan Armada Minibus Hiace,” ujarnya.
Ketujuh nelayan Aceh tersebut masing-masing dipulangkan ke Langsa empat orang yakni Abdullah (24), Mola Zikri (30), Nasruddin Hamzah (53), dan Zubir (36).
Selanjutnya, ke Idi Kabupaten Aceh Timur dua orang yaitu Muhammad Nur (52) dan Mustafa Kamal (19). Kemudian, ke Aceh Utara satu orang yakni Muzakir (44).
Pada kesempatan ini, Aliman mengingatkan kepada para nelayan agar lebih berhati-hati saat melaut, jangan sampai kemudian kesalahan seperti ini berulang kali.
“Kita berharap kedepannya para nelayan Aceh lebih berhati-hati saat melaut, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terdampar ke negara lain,” ujar Aliman seperti dikutip dari Antara.(P-Armin M)